Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang jenis - jenis AMP, maka pada artikel ini kita akan mencoba membahas tentang aspalt mixing plant jenis takaran.
Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran beraspal panas. AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas :
Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran beraspal panas. AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas :
a)
AMP
yang permanen
b)
AMP
yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek.
Kapasitas AMP
bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg per batch atau lebih
besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40 menit. Untuk
jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan kapasitas
AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch.
Beberapa keunggulan
dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih adalah sebagai berikut :
· Penggunaan
kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran yang relatif seragam
dan mengurangi faktor ketidakpastian.
· Kapasitas
yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan campuran beraspal ke
unit penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit penghampar dapat
mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan kepadatan tidak tercapai, karena
campuran di bawah alat penghampar telah dingin sehingga pada bagian tersebut
sulit diratakan dan dipadatkan.
· Kapasitas
yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang berarti mengurangi
gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-jalan utama gangguan
akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar pengaruhnya.
· Proses
produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis takaranseperti
diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin
dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering
(dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen)
yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam
bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang
diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok
bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur.Aspal dengan jumlah
terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering.Bila pencampuran agregat
dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya dituangkan ke dalam truk
pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
Gambar skema pengoperasian
2.1.
Bin dingin
Bin dingin (cold bin)
adalah bak tempat menampung material agregat dari tiap-tiap fraksi mulai dari
agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam memproduksi campuran
aspal panas (hot mix).Bagian pertama dari AMP adalah bin dingin, yaitu tempat
penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin
dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak penampung (bin). Masing-masing
bin berisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat tersebut harus
terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing masing bin
sesuai dengan rencana gradasi pada formula campuran kerja (FCK/JMF ). Untuk
memisahkannya, dapat dipasang pelat baja pemisah antar bin. Dengan demikian
maka loader (alat pengangkut) yang digunakan mengisi masing-masing bin harus
mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari mulut pemisah masing-masing bin.
Jika pemisah tidak ada maka pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih
yang dapat berakibat tercampurnya agregat.
Penyimpangan gradasi
agregat di bin dingin baik itu karena tercampurnya agregat pada masing-masing
bin atau kalibrasi bukaan yang kurang tepat dapat mengakibatkan kesulitan
pengaturan gradasi di bin panas. Kemungkinan salah satu bin panas pengisian
agregat relatif lebih lama dibanding dengan bin lainnya. Akibatnya waktu
produksi menjadi lama dan selama menunggu terisinya bin tersebut, terjadi
pelimpahan material (overflow) pada bin panas lainnya.
Jenis bin dingin yang
umum dikenal adalah : (1) ban berjalan menerus, (2) getar, dan (3) aliran.
Tipikal masing-masing jenis bin dingin tersebut diperlihatkan pada Gambar 5.
Jenis pertama (continuous) cocok untuk agregat halus, sedangkan yang lainnya
cocok untuk agregat kasar.
Gambar 5. Jenis bin dingin
2.1.1
Pintu pengeluar agregat pada bin dingin
Pintu pengeluaran
agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di bagian bawah dari bin
dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang angkanya menunjukkan
besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin dingin yang telah berisi
agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran, harus dikalibrasi terlebih
dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan digunakan. Kelancaran
pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu pengeluaran bin dingin
tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran pasokan dari bin
dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi kelancaran pasokan
tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak dilindungi terhadap hujan,
dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan akibat menggumpalnya agregat
halus di pintu pengeluaran/pasokan.
2.1.2
Sistim pemasok agregat dingin
Sistim pemasok
agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin, melalui bukaan atau
pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui reciprocating feeder
dan atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan menggunakan elevator
dingin (cold elevator) menuju ke drum pengering, tipikal sistim pemasok agregat
dingin diperlihatkan pada Gambar 6.
Gambar
.6. Tipikal pemasokan agregat dari bin dingin
Kesinambungan aliran
material dari bin dingin ini sangat berpengaruh terhadap produksi campuran
beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat pada bin dingin salah
satu penyimpangan yang sering terjadi pada bin dingin adalah tidak dipasangnya
pembatas antara mulut pasokan agregat pada bin dingin sehingga agregat dari bin
dingin yang satu bercampur dengan agregat dari bin dingin lainnya. Faktor–faktor
yang harus mendapat perhatian pada bin dingin (cold bin) adalah
- Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan karena perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat maka harus dilakukan pembuatan FCK (JMF) kembali.
- Agregat tidak tercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan dapat dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih.
- Bukaan bin dingin dikalibrasi secara periodik.
- Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin. Bukaan bin dingin agregat halus kadang-kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu.
- Tidak terjadi perubahan kecepatan conveyor dan ada operator yang mengontrol aliran agregat untuk membuang material yang tidak perlu.
2.2
Pengering (Dryer)
Dari bin dingin
agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam pengering (dryer)
untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta Pengering ini
berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan kapasitas
maksimum produksi yang direncanakan per jamnya.
Pengering mempunyai
fungsi: (1) menghilangkan kandungan air pada agregat; dan (2) memanaskan agregat
sampai temperatur yang disyaratkan. Komponen yang terdapat pada sistim
pengering adalah:
·
Silinder
berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm dan panjang
610 cm sampai 1219 cm.
·
Ketel
pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan pemanas.
·
Kipas
(fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi utama
untuk memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.
Gambar 7.
Pengering pada drum pengering AMP jenis takaran
Pada sistim pengering
dipasang serangkaian baris sudu-sudu yang terbuat dari pelat logam cekung yang
dilas dalam bentuk yang bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian dalam
silinder tersebut.Sudu-sudu ini (flight cup) digunakan untuk mengangkat dan
menjatuhkan agregat sehingga pengeringan agregat menjadi merata.Tipikal
sudu-sudu (flight up) diperlihatkan pada Gambar 8. Bentuk pengering, kecepatan
putaran, diameter , panjang, jumlah dan disain dari sudusudu (flight cup)
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk proses pengeringan di dalam
sistim pengering agregat. Oleh karena itu jumlah, bentuk dan susunan sudu-sudu
harus diperhatikan untuk efisiensi pengeringan.Selanjutnya agregat yang telah
dikeringkan dialirkan menuju elevator panas (hotelevator) melalui pintu
pengeluar yang terdapat pada ujung alat pengering.
Gambar 8. Tipikal sudu-sudu pada pengering
Pada unit pengering
(dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar diperoleh campuran beraspal
yang memenuhi syarat, yaitu antara lain :
·
Kalibrasi
alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan. Perubahan kuantitas
agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari pengaturan bukaan bin dingin
dapat menyebabkan pemanasan berlebih (jumlah agregat yang masuk berkurang
sementara panas pembakar tetap).
·
Pembakaran
harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap yang keluar dari
cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran berwarna biru. Warna asap
yang hitam menandakan pembakaran tidak sempurna. Contoh dari akibat pembakaran
yang tidak sempurna adalah, pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat
terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal
tidak dapat masuk ke pori-pori agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik
ke agregat.
·
Kadar
air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan pemeriksaan
kadar air secara cepat; ambil contoh secukupnya, kemudian lewatkan cermin yang
kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati jumlah kadar air yang
mengembun pada permukaan cermin atau spatula. Agregat yang masih mengandung
kadar air akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat, sehingga campuran
beraspal berprilaku seolah-olah kelebihan aspal.
2.3
Pengumpul debu (dust collector)
Alat pengumpul debu
(dust collector) harus berfungsi sebagai alat pengontrol polusi udara di
lingkungan lokasi AMP. Gas buang yang keluar dari sistim pengering ditambah
dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu.
Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan
terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya kotoran atau debu
di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP. Secara umum terdapat
beberapa jenis kombinasi sistim pengumpul debu, antara lain :
·
Sistim
pengumpul debu jenis kering (dry cyclone dust collector), debu yang terbawa gas
buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian bawah dan gas yang telah
bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat selanjutnya dikembalikan ke
bin panas (hot bin) melalui sistim pengatur udara (air lock damper).
·
Sistim
pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang terbawa gas
buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke bawah
dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut
kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air penampung
terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah yang cukup banyak, maka hal ini
menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak sempurna pada pengering (dryer).
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan maka segera lakukan koreksi atau
perbaikan pada pengering (dryer).
·
Tipikal
dari kedua jenis pengumpul debu diperlihatkan pada Gambar 9. Muatan udara yang
mengandung partikel debu, asap dan gas harus dikontrol sampai ambang batas yang
telah ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai dampak
lingkungan.
Jenis kering (dry
cyclone dust collector)
Gambar 9.
Tipikal jenis-jenis pengumpul debu Lubang
2.4
Unit ayakan panas (hot screening unit)
Kebanyakan AMP
menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit) jenis mendatar dengan sistim
penggetar yang umumnya terdiri dari empat susunan. Agregat yang telah
dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator panas (hot
elevator bucket) untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan dipisahkan
dalam beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin). Tipikal
unit ayakan panas diperlihatkan pada Gambar II.10. Umumnya pada proses penyaringan
terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke bin panas I
tetapi terbawa ke bin panas II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi
kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu
kualitas produksi. Akan tetapi presentase tersebut dapat bertambah jika :
lubang saringan tertutup agregat, kecepatan produksi ditambah sehingga agregat
yang disaring bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan tetap, agregat
halus basah sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan agregat halus tersebut
akanmenggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak semestinya. Kemungkinan lain
adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa
agregat masuk ke bin panas yang tidak semestinya.
Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan gradasi dan kadar aspal
secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan merupakan penutup dari dek
dan merupakan saringan pertama yang biasa disebut pemisah (scalping). Pada
susunan unit ayakan dengan ukuran lubang terbesar berfungsi membuang agregat
yang mempunyai diameter yang lebih besar dari ukuran agregat Universitas
Sumatera Utara
maksimum yang diminta (oversize)
agar tidak masuk ke bin panas (hot bin) dan membuangnya pada pintu pembuang.
Gambar II.10. Tipikal unit ayakan
panas
Pemasangan saringan
pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang berdekatan. Contoh susunan
ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir agregat maksimum 19 mm
adalah :
·
Saringan
pertama / teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya lebih besar
(oversize) dibuang ke saluran pembuang
·
Saringan
ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara 19 mm sampai
12,5 mm masuk ke bin 1
·
Saringan
ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara 9,5 sampai
dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
·
Saringan
ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara 4,75 sampai
dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36 mm
masuk ke bin 4.
Unit ayakan panas
harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk menghindarkan dari
kemungkinan rusak atau robek.
2.5
Bin panas (hot bin)
Bin panas (hot bin)
dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP jenis takaran umumnya akan
terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tidak
boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat sehingga mampu menampung
agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang telah dipisah-pisahkan melalui
unit ayakan panas.Pada bagian bawah dari tiap bin panas harus dipasang saluran
pipa untuk membuangagregat yang berlebih dari tiap bin panas yang dapat
dioperasikan secara manual atauotomatis.Jika agregat halus masih menyisakan
kadar air (pengering kurang baik) setelah pemanasan, maka agregat yang sangat
halus (debu) akan menempel dan menggumpalpada dingding bin panas dan akan jatuh
setelah cukup berat. Hal tersebut dapatmenyebabkan perubahan gradasi agregat,
yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200
2.6
Sistim pemasok bahan pengisi (filler elevator)
Bahan pengisi
(filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh kadar air, oleh karena
itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan pengisi bebas dari pengaruh air.
Umumnya bahan pengisi dimasukkan ke dalam AMP melalui penimbang yang biasa
disediakan untuk menimbang agregat panas, namun terdapat juga AMP yang
menyediakan penimbang khusus untuk bahan pengisi.Terdapat dua sistim untuk
memasok bahan pengisi ke dalam AMP yaitu sistim pneumatik dan mekanik. Untuk
sistim pneumatik, bahan pengisi dimasukkan ke dalam pencampur dengan cara
pengaliran seperti bahan cair, sedangkan untuk sistim makanik bahan pengisi
dari silo dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan wadahwadah yang dirangkai
dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator bahan pengisi. Karena pengaruh
bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka diperlukan pemeriksaan secara
berkala. Penambahan bahan pengisi akan menyebabkan campuran menjadi lebih kaku
(stiff), akan tetapi penambahan yang terlalu banyak akan berpengaruh negatif,
yaitu lapisan beraspal menjadi getas dan mudah retak.
2.7
Tangki aspal (asphalt storage)
Tangki aspal pada AMP
harus cukup besar sehingga dapat menampung aspal yang memenuhi kebutuhan aspal
saat AMP dioperasikan, dan aspal yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah
terlihat.Pada beberapa AMP terdapat beberapa tangki aspal yang saling
berhubungan satu dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai fungsi menampung aspal
yang baru datang dari pemasok, dan tangki lainnya mempunyai fungsi untuk
menampung aspal yang telah dipanaskan dan siap untuk ditimbang dan dimasukkan
ke dalam pencampur (mixer/pugmill). Setiap tangki harus dilengkapi dengan
sebuah alat sensor thermometric yang telah dikalibrasi sehingga temperatur
aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Aspal harus cukup
cair untuk dapat dialirkan dengan baik, oleh karena itu diperlukan penangas
aspal. Terdapat beberapa jenis penangas aspal di dalam tangki, antara lain
dengan sistim sirkulasi uap panas atau sirkulasi oli panas di dalam tangki
aspal atau dapat juga dengan sistim elektrik.
Pada sirkulasi aspal
terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang berfungsi mengalirkan aspal
panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang berfungsi mengalirkan aspal
kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa pemasok, pipa pengembali, dan
timbangan aspal harus mempunyai pelindung panas sehingga dapat menjamin
temperatur aspal sesuai dengan yang ditentukan.Pada sirkulasi aspal pipa
pengembali harus terletak di bawah pipa pemasok aspal.Untuk mencegah terjadinya
kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu dipasang dua atau tiga buah
lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.
2.8
Timbangan agregat (aggregate weight hopper)
Pada AMP jenis
takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu timbangan untuk
agregat dan timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan untuk agregat
ditempatkan langsung di bawah bin panas (hot bin). Hasil penimbangan dari
agregat langsung ditransmisikan oleh mekanisme timbangan pada skala penunjuk
tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap takaran dapat
dibaca.
Pada bagian ini
operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu pencapaian berat bin
panas sulit tercapai, maka operator harus melakukan pengecekan aliran material
mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidak seimbangan waktu tersebut
dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan terjadi penyimpangan
gradasi sebagai akibat proporsi masing-masing hot bin tidak sesuai. Temperatur
agregat juga akan berfluktuasi akibat dari kuantitas aliran agregat pada
pengering (dryer) yang tidak stabil.
Urutan penimbangan
tiap bin panas harus diamati secara teliti dan sebaiknya penimbangan fraksi
agregat kasar didahulukan. Sebelum AMP dioperasikan, skala timbangan
dibersihkan, tiap bagian diperiksa dan harus dilakukan kalibrasi timbangan
secara periodik oleh instansi berwenang.AMP sebaiknya menggunakan sistim
kontrol yang otomatis untuk memperoleh komposisi campuran yang sesuai.
Faktor-faktor penting
pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai
berikut :
- Kalibrasi
timbangan.
- Weigh box
tergantung bebas.
- Kontrol harian
terhadap kinerja operator AMP.
2.9
Timbangan aspal (asphalt weight hopper)
Setelah aspal
dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang ditentukan berdasarkan
tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui pipa pemasok untuk
ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum dimasukkan ke dalam
pencampur (mixer/pugmill).Gambar skematik aliran aspal dan pengukuran aspal
diilustrasikan pada Gambar II.11.Kuantitas aspal yang dialirkan ke dalam
pencampur (mixer) harus selalu diamati dan secara berkala timbangannya
dikalibrasi, sehingga diperoleh jumlah aspal yang tepat dengan toleransi sesuai
dengan spesifikasi.
Gambar
II.11. Tipikal penimbangan dan aliran aspal
2.10
Pencampur (mixer atau pugmill)
Setelah aspal, agregat
dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai dengan komposisi yang
direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).
Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mencegah oksidasi yang berlebih
namun harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada semua butir agregat.
Pencampur terdiri dari ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) yang
dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal (paddle). Untuk menghasilkan
pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi baik (tidak aus) dan posisinya
sedemikian rupa sehingga ruang bebas (clearance) antara ujung pedal dan dinding
ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksimum agregat. Pengisian yang
terlalu banyak akan menyebabkan hasil pengadukan menjadi kurang sempurna,sementara
pengisian terlalu sedikit tidak efisien. Dalam pugmill terjadi dua jenis
pencampuran, yaitu pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah ditambah
aspal).Lamanya pencampuran kering diusahakan sesingkat mungkin untuk
meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik.Pencampuran basah juga
diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi atau
penuaan (aging) dari aspal.Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8)
telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat
dipastikan agregat halus juga telah terselimuti aspal.Umumnya waktu pencampuran
sekitar 30 detik.
2.11.
Tenaga penggerak
Untuk menjalankan
semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP sumber tenaga utamanya adalah
generator set atau gen set. Pada umumnya genset ini diputar oleh mesin
diesel.Kekuatan atau kapasitas genset ini harus cukup untuk melayani kebutuhan
motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain yang memakai
tenaga listrik dan untuk penerangan.Semua sambungan-sambungan aliran listrik
harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan lingkungan.
2.12.
Ruang pengendali pengontrol atau ruang pengontrol (control room)
Seluruh kegiatan
operasi unit peralatan pencampur aspal panas (AMP) dikendalikan dari ruang
pengontrol atau control room ini. Ada 3 cara pengendalian operasi yang dikenal;
yaitu cara manual, cara semi otomatis dan cara otomatis. Pada pengendalian
operasi cara manual, pengaturan/pengoperasian komponen atau bagian-bagian
peralatan pencampur aspal panas (AMP) dilakukan dengan mengatur sakelar atau
tombol mengunakan tangan. Yaitu pengaturan pemasokan agregat, aspal, pembakaran
pada burner, penimbangan, pencampuran serta pengeluaran campuran dari pencampur
atau pugmill.Pengendalian secara semi otomatis, beberapa pengaturan pembukaan
dan penimbangan masih dikontrol secara manual, termasuk bukaan pintu
pengeluaran pugmill.
Pengendalian operasi
secara otomatis, maka semua operasinya sudah diatur secara otomatis dengan
sistem komputerisasi, termasuk kontrol apabila ada kesalahankesalahan atau
ketidakcocokan dan ketidaklancaran operasi dari satu atau beberapa bagian
kegiatan/ operasi, misalnya temperatur agregat panas rendah maka terkontrol
pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya. Pada pengendalian operasi
secara otomatis harus lebih teliti pengamatan alat-alat ukurnya serta
hubungan-hubungan sirkuit dari peralatan pencampur aspal panas (AMP) ke ruang
pengendalian, karena besaran-besaran yang sudah diprogram bisa saja bersalahan
akibat sirkuit yang terganggu, sehingga kemungkinan produk akhir berada di luar
spesifikasi yang sudah dirancang atau diformulasikan sebelumnya
0 komentar:
Posting Komentar