Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Sabtu, 03 Oktober 2020

Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh

Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh

Penggunaan besi wiremesh tentu sudah tidak asing lagi bagi pekerja konstruksi. Banyaknya penggunaan wiremesh dalam pekerjaan konstruksi tentu dikarenakan pertimbangan-pertimbangan teknis yang akan memudahkan pekerjaan dilapangan dan juga agar pekerjaan menjadi lebih efisien dari segi kualitas dan waktu pekerjaan. Sebelum kita membahas tentang perhitungan kebutuhan wiremesh dan berat besi, mari kita sedikit mengulas tentang apa itu wiremesh, dan untuk apa saja kegunaannya.  

APA ITU WIREMESH?

Wiremesh adalah rangkaian kawat beton berbentuk jaring-jaring dengan spasi tertentu yang pada tiap titik pertemuannya dihubungkan dengan mesin las listrik bertegangan tinggi sehingga memiliki kualitas las yang baik. 

Ukuran diameter tulangan Wiremesh biasa ditulis dengan awalan M misalnya M6 untuk Wiremesh dengan diameter tulangan 6 mm. Umumnya ukuran diameter Wiremesh yang ada adalah ukuran M4, M5, M6, M7, M8, M9, M10, M12.  Terdapat 2 jenis wiremesh yang ada dilapangan atau yang diproduksi, yaitu wiremesh berupa lembaran dan wiremesh berupa gulungan atau roll. Ukuran standard untuk wiremesh lembaran adalah  ukuran 2,1 x 5,4 meter, tetapi untuk ukuran diameter kecil seperti M4 dan  M5 tersedia juga dalam bentuk Roll ukuran 2,1 x 54 m. 

Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh

 (Gambar : Wiremesh Lembaran) 


Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh
(Gambar : Wiremesh Gulungan/Rool)

FUNGSI DAN PENGGUNAAN WIREMESH

Wiremesh banyak digunakan untuk material perkuatan atau tulangan dalam pengecoran, seperti untuk pengecoran jalan dan lantai. Biasanya untuk ukuran M8, M9, M10 digunakan untuk gedung bertingkat. sedangkan untuk rumah dapat menggunakan ukuran M4, M5, M6.

Selain untuk penguat beton, material ini juga dapat digunakan untuk kawat bronjong, penguat talud, dinding beton, saluran drainase beton, trotoar dan anak tangga.

KELEBIHAN PENGGUNAAN WIREMESH

Kelebihan dalam menggunakan wiremesh jika dibandingkan dengan penggunaan besi beton adalah : 

1. Pelaksanaan pekerjaan pembesian tulangan beton akan lebih cepat, karena tidak banyak bagian yang perlu di anyam lagi, hanya titik penyambungan antar wiremesh tetap perlu di ikat atau di las berbeda dengan menggunakan besi tulangan biasa, setiap tulangan pokok dan tulangan bagi harus diikat, dan tentunya akan menggunakan lebih banyak waktu kerja. 

2. Jarak penulangan jauh lebih baik dibandingkan dengan penggunaan penulangan menggunakan besi beton biasa. Jarak antar wiremesh sudah paten dikeluarkan dari pabrik yaitu 15 cm setiap kotak, sedangkan jika menggunakan penggunaan besi beton biasa, tentunya jarak antar penulangan bisa saja meleset dari rencana, misalnya rencana 15 cm tetapi yang terpasang 20 cm.  

3. Lebih mudah dalam transportasi pengiriman materialnya karena ukuran wiremesh yang lebih kecil dibandingkan dengan besi beton. Jika kita membeli wiremesh lembaran, ukurannya adalah 2,1 x 5,4 meter akan lebih mudah dibandingkan dengan harus membawa besi tulangan yang panjangnya 12 meter. 

MENGHITUNG KEBUTUHAN WIREMESH DAN BERAT BESI WIREMESH

Sekarang mari kita perhatikan satu contoh kasus dan mencoba untuk menghitung kebutuhan besi wiremesh dan berat besi wiremeshnya. 

Contoh Kasus : 

Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh
(Gambar : Denah Plat Lantai)

Seperti contoh gambar diatas, kita akan menggunakan wiremesh M8 untuk penulangan plat lantai dengan pembesian 2 layer. Luas plat lantai yang akan dikerjakan adalah 279,7 m2. Berapa kebutuhan wiremesh yang digunakan dan berapa berat besi wiremesh tersebut? 

Penyelesaian : 

Terlebih dahulu, kita harus menghitung luasan dari wiremesh yang kita gunakan yaitu wiremesh lembaran dengan ukuran 2,1 x 5,4 meter. Maka luas dari 1 lembar wiremesh adalah : 

Lebar wiremesh = 2,1 meter

Panjang Wiremesh = 5,4 meter

Luas 1 lembar wiremesh adalah =  2,1 x 5,4 meter = 11, 34 m2

Maka, kebutuhan wiremesh adalah : 

Luas Plat Lantai / Luas Wiremesh = 279,7 / 11,34 = 24,66 Lmbr (25 Lembar)


Menghitung Berat Besi Wiremesh M8

Jumlah besi  panjang 2,1 meter = 36 batang

Jumlah besi panjang 5,4 meter = 15 batang 

Panjang besi total untuk 1 Lembar Wiremesh adalah : 

2,1 meter x 36 batang = 75,6 meter

5,4 meter x 15 batang = 81 meter 

Maka total panjang adalah = 75,6 meter + 81 meter = 156,6 meter

Berdasarkan tabel berat besi, berat besi diameter 8 mm ulir adalah = 0,395 kg/meter

Menghitung Kebutuhan Wiremesh dan Berat Besi Wiremesh
(Gambar : Tabel Berat Besi)


Berat besi untuk 1 lembar wiremesh adalah = 0,395 kg/m x 156,6 m = 61,857 kg

Maka berat besi wiremesh M8 untuk kebutuhan plat lantai dengan pembesian 2 layer adalah : 

25 lembar x 61,857 kg = 1.546, 425 kg x 2 layer = 3.092,85 Kg


Kesimpulan dari hitungan diatas berdasarkan contoh kasus adalah didapatkan bahwa : 

Jumlah Kebutuhan wiremesh M8 untuk plat lantai = 50 Lembar ( 2 Layer)

Berat besi wiremesh M8 yang digunakan untuk plat lantai dengan pembesian 2 layer = 3.092,85 Kg


Berdasarkan dasar perhitungan ini, kita bisa menghitung kebutuhan material wiremesh yang akan kita gunakan dan tentunya jika kita harus membuat RAB, kebutuhan kg besi harus kita gunakan untuk mengetahui harga dari besi wiremesh yang digunakan. Sekian, dan semoga bermanfaat. 

Jefri Harjawinata tanggal : Oktober 03, 2020 8 komentar
Berbagi

Minggu, 27 September 2020

Metode Pengerjaan Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang konstruksi, hal ini membuat semakin banyak metode kerja, alat, maupun material yang dibuat untuk digunakan dalam mempermudah pekerjaan konstruksi. Salah satu metode kerja yang mempermudah pekerjaan dilapangan khususnya dalam pekerjaan plat lantai untuk konstruksi bangunan yaitu metode plat lantai menggunakan bondek/steel deck dan wiremesh. 

Sebelum metode pekerjaan plat lantai menggunakan bondek dan wiremesh banyak digunakan saat ini, terlebih dahulu kita sering menggunakan metode pekerjaan plat lantai konvensional, contoh plat lantai konvensional yang masih digunakan hingga saat ini : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat lantai konvensional memang masih digunakan hingga saat ini, namun sudah tidak sebanyak dahulu karena banyaknya studi yang membandingkan penggunaan plat lantai konvensional dengan penggunaan plat lantai bondek dan wiremesh. Berdasarkan hasil - hasil studi tersebut, mayoritas berpendapat bahwa penggunaan plat lantai menggunakan bondek dan wiremesh lebih efisien dibandingkan dengan plat lantai konvensional, efisien baik dari segi biaya, mutu, dan waktu. Oleh karena itu, sekarang lebih banyak ditemui pekerjaan plat lantai menggunakan metode bondek dan wiremesh. 

Metode pekerjaan plat lantai dengan bondek dan wiremesh, bisa kita bagi kedalam 3 (tiga) metode pekerjaan, diantaranya yaitu : 

1. Balok dan Plat dikerjakan bersamaan.

2. Balok di cor 3/4 dari ketinggian (h) balok. 

3. Balok di cor terpisah dengan plat lantai. 

Mari kita bahas satu persatu dari metode - metode yang disebutkan diatas. 

1. BALOK DAN PLAT DIKERJAKAN BERSAMA

Dalam metode ini, balok dan plat lantai akan dikerjakan bersamaan. Sewaktu kita membuat bekisting untuk balok, kita perlu menyiapkan posisi bekisiting bagian dalam plat untuk digunakan sebagai bagian dari tumpuan bondek. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat gambar berikut : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Pada metode ini, kita akan langsung melakukan pengecoran balok bersamaan dengan plat lantai yang menggunakan bondek dan wiremesh. 

2. BALOK DI COR 3/4 DARI KETINGGIAN BALOK

Pada metode ini, kita akan mengecor balok terlebih dahulu sebelum kita mengerjakan plat lantai. Tetapi, pengecoran balok hanya kita lakukan 3/4 dari ketinggian balok, atau 75% dari tinggi balok(h). Setelah itu, barulah kita mulai mengerjakan plat lantai. Konsepnya hampir sama dengan metode 1, jadi pada bagian bekisting dalam balok, kita akan gunakan sebagai tumpuan dari bondek dan wiremesh. Sisah dari balok yang belum dicor yaitu sekitar 25%, itu kita gunakan untuk merakit besi wiremesh, kemudian barulah kita akan lakukan pengecoran sisa balok bersamaan dengan plat lantai. 

3. BALOK DI COR TERPISAH DENGAN PLAT LANTAI

Pada metode ini, kita akan melakukan pengecoran terlebih dahulu untuk balok, lalu kemudian barulah kita mengerjakan plat lantai. Namun hal yang sangat penting dalam pekerjaan dengan metode ini yaitu adalah  pemasangan angker atau stek. Untuk lebih jelas bisa kita lihat digambar di bawah ini : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Pada metode ini, hal yang paling penting yang tidak boleh kita lupakan adalah pemasangan angker ataupun stek. Sewaktu kita melakukan pekerjaan pembesian pada balok, kita perlu memasangkan angker atau stek pada pada balok sebelum balok di cor. Agar lebih aman, angker yang dipasangkan berjarak 20 cm antar angker dan dari permukaan atas balok, panjang angker yang digunakan untuk ikatan ke wiremesh adalah 40-50cm. 

Itulah 3 (Tiga) metode dalam pengerjaan plat lantai bondek dan wiremesh. Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat di videonya yang akan saya upload di youtube saya dibagian bawah artikel ini, dan jangan lupa untuk di dukung channel ini untuk terus bisa memberikan tips dan berbagi ilmu seputar dunia teknik sipil. 

Jefri Harjawinata tanggal : September 27, 2020 0 komentar
Berbagi

Kamis, 24 September 2020

Perbandingan Biaya Atap Baja Ringan dan Atap Kayu, Lebih Murah Mana?

Sumber : Google.com

Berhubung banyaknya pertanyaan tentang penggunaan konstruksi atap baja ringan dengan konstruksi kayu lebih efisien yang mana, maka pada artikel ini kita mau mengupas tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing konstruksi itu sendiri, baik konstruksi atap baja ringan ataupun konstruksi atap kayu. 

Konstruksi atap kayu, tentunya sudah jauh lebih dikenal oleh masyarakat karena konstruksi atap kayu ini sudah ada sejak jaman dulu dibandingkan dengan atap baja ringan yang muncul di era jaman modern saat ini. Dari beberapa sumber refrensi yang saya pelajari khususnya tentang perbandingan kayu dan baja ringan, saya pribadi mendapatkan beberapa hal yang menurut saya sebenarnya tidak bisa dijadikan dasar untuk membandingkan antara kayu dan baja ringan dikarenakan ada faktor lain yang akan menentukan pilihan kita untuk  menggunakan kayu atau baja ringan. Nah maka sebelum kita menentukan apakah akan menggunakan kayu atau baja ringan sebagai konstruksi atap, alangkah baiknya kalau kita pertimbangkan dulu beberapa faktor dibawah ini : 

1. Ketersediaan Bahan/Material
Beberapa sumber refrensi yang saya baca, ada yang mengatakan baja ringan lebih murah dari kayu, tapi bagi saya sehubungan dengan hal ini sifatnya relatif, mengapa? karena harga material akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan dilapangan. Jika di kota besar atau negara maju, tentu saja harga kayu akan sangat mahal dikarenakan ketersediaan kayu yang minim atau sedikit yang diakibatkan misalnya oleh pelarangan terhadap penebangan kayu atau hutan secara ilegal.

Tentu hal ini akan berbeda dengan daerah kecil ataupun pedalaman yang minim akses transportasi dan masih dikelilingi oleh hutan yang banyak. Pastinya, material kayu akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan material baja ringan yang bisa jadi harus di datangkan dari luar kota. Oleh sebab itu, untuk persoalan harga atau cost mana yang lebih efisien penggunaannya maka tentunya jawaban yang paling tepat adalah bergantung lokasi anda berada atau tinggal saat ini. 

Saya coba untuk menghitung kebutuhan material baja ringan maupun kayu apabila digunakan di daerah saya sebagai berikut : 

KONSTRUKSI KAYU


1). Kuda - Kuda
Spesifikasi                     = Kuda-kuda balok uk 5/10 cm kayu kelas I
Harga per batang           = Rp. 120.000 ( 1 btg = 4 meter)
Panjang 1 kuda-kuda     = 17,2 meter
Jumlah kuda-kuda         = 3 buah

Kebutuhan balok untuk 1 kuda-kuda adalah : 
= 17,2 meter : 4 meter 
= 4,3 btg ( dibulatkan 5 btg)

Jumlah untuk 3 buah kuda-kuda adalah = 15 btg balok

2). Gording 
Spesifikasi                     = Kayu balok uk 5/10 cm, Kayu Kelas II
Harga per batang           = Rp. 70.000 (1 btg = 4 meter)
Panjang total gording    = 112 meter

Kebutuhan balok untuk gording adalah : 
= 112 meter : 4 meter
= 28 batang balok

Maka kebutuhan balok gording adalah = 28 batang balok

Harga kebutuhan balok kayu kuda-kuda adalah = 15 btg x Rp. 120.000 = Rp. 1.800.000
Harga kebutuhan balok kayu gording adalah = 28 btg x Rp. 70.000 = Rp. 1.960.000
Maka total belanja kebutuhan balok konstruksi atap kayu adalah = Rp. 3.760.000

Dengan kasus yang sama, mari kita coba hitung lagi kebutuhan dengan menggunakan konstruksi atap menggunakan baja ringan. 

KONSTRUKSI BAJA RINGAN


1). Kuda - Kuda
Spesifikasi                     = Baja ringan Canal C 0,75
Harga per batang           = Rp. 150.000 ( 1 btg = 6 meter)
Panjang 1 kuda-kuda     = 17,2 meter
Jumlah kuda-kuda         = 3 buah

Kebutuhan Canal C untuk 1 kuda-kuda adalah : 
= 17,2 meter : 6 meter 
= 2,86 btg ( dibulatkan 3 btg)

Jumlah untuk 3 buah kuda-kuda adalah = 9 batang canal C

2). Reng Baja Ringan profil V 
Spesifikasi                     = Baja Ringan profil V
Harga per batang           = Rp. 75.000 (1 btg = 6 meter)
Panjang total gording    = 112 meter

Kebutuhan balok untuk gording adalah : 
= 112 meter : 6 meter
= 18,6 btg dibulatkan 19 batang reng Canal V

Maka kebutuhan reng canal V adalah = 19 batang

Harga kebutuhan canal C kuda-kuda adalah = 9 btg x Rp. 150.000 = Rp. 1.350.000
Harga kebutuhan reng canal V adalah = 19 btg x Rp. 75.000 = Rp. 1.425.000
Maka total belanja kebutuhan  konstruksi atap baja ringan adalah = Rp. 2.775.000

Jika kita perhatikan dari hitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa baja ringan lebih murah jika dibandingkan dengan konstruksi atap kayu ditempat saya. Namun, perlu kita ingat juga bahwa harga diatas belum termasuk aksesoris atau bahan-bahan pendukung dalam pekerjaan itu sendiri, misalnya pada pekerjaan kayu tentu kita perlu membeli lagi paku, besi strip, dan tentunya juga perlu di residu agar terlindung dari rayap. Dan, pada baja ringan, kita juga perlu membeli lagi baut screw ataupun dinabolt. 
Tidak lupa juga, kita perlu mempertimbangkan harga upah dari pekerja. Tentu jika kita menilai dari segi kecepatan pengerjaan, maka saya pribadi yakin bahwa pekerjaan menggunakan baja ringan akan jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi atap kayu. 
Jefri Harjawinata tanggal : September 24, 2020 0 komentar
Berbagi

Senin, 01 Juni 2020

Mahasiswa Teknik Sipil Wajib Baca!! Istilah Proyek di Lapangan

Sebelumnya saya senang mengucapkan selamat karena kamu sangat beruntung jika kamu adalah seorang mahasiswa teknik sipil yang sedang membaca artikel ini. Kenapa saya mengatakan demikian? karena ketika nanti kamu akan terjun di real project di lapangan, kamu akan sering mendengarkan atau menggunakan istilah - istilah berikut untuk dapat berkomunikasi dengan orang - orang dilapangan. 

Berdasarkan pengalaman saya dilapangan, maka saya senang untuk membagikan istilah - istilah berikut kepada rekan - rekan sipil sekalian terutama buat kalian yang masih baru akan memulai karir kalian di proyek - proyek sipil. Istilah - istilah yang akan kalian dapatkan di artikel ini tidak akan pernah kalian temui di bangku kuliah, karena istilah ini terlahir di dunia proyek lapangan bukan dibangku kuliah kalian atau dunia akademisi. 

1. Bodeman
Bodeman adalah sebutan untuk landasan dari bekisting balok. Pemasangan bodeman biasa dilakukan sekaligus untuk mengatur elevasi balok. 

2. Tembereng 
Tembereng adalah sebutan untuk bagian dari bekisting balok bagian sisi kiri dan kanan. Istilah tembereng ini sering digunakan oleh tukang diwilayah pulau jawa. Bekisting balok biasanya menggunakan multiplek ukuran 9mm atau 12mm tergantung dari ukuran dimensi balok yang akan di cor. 

3. Suri - Suri
Suri - suri adalah sebutan untuk kayu balok yang digunakan untuk alas atau tumpuan bodeman. Umumnya menggunakan kayu kelas III sudah cukup dengan ukuran 6/12 atau 5/10 cm. Jarak antar suri - suri umumnya adalah 40-50 cm dan panjangnya adalah 1,5 meter - 2 meter.

4. Gelagar
Gelagar adalah kayu balok berukuran 8/12 cm atau 6/12 cm yang digunakan sebagai tumpuan dari suri-suri. Umumnya menggunakan kayu kelas III sudah cukup kuat dan gelagar sendiri akan di topang oleh perancah yaitu skafolding. 

5. Jester
Jester adalah metode pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan pelat yang merupakan bagian dari bodeman. Fungsi jester dalam bodeman adalah sebagai pengunci dan pembuka bekisting balok dan pelat ketika selesai dicor. Letak jester pada balok terletak ditepi yang berhubungan langsung dengan kolom. Jester akan rusak ketika membongkar bekisting namun memang tujuannya adalah dirusak agar bekisting yang lain tidak ikut rusak. 
sumber : ilmuproyek.com

6. Balok Sekor
Balok sekor merupakan balok berukuran 5/7 atau 5/5 cm yang digunakan untuk pendukung bekisting agar bekisting lebih kokoh atau kuat sewaktu di cor. 

7. Tierod 
Tierod adalah sebutan untuk alat bantu berupa besi yang berfungsi untuk mengunci bekisting pada kolom. Tierod ini biasanya menggunakan besi beton berdiameter 10 mm kemudian disambung dengan as drat dan plat besi. Panjang tierod tergantung dari ukuran kolom struktur misalnya jika kolom yang dibuat ukuran 50x50 cm maka panjang tierod harus lebih dari 50 cm untuk satu sisi, misalnya bisa digunakan 70 cm.
Tierod juga sangat penting khususnya saat pengecoran kolom, karena tierod ini yang menjadi pengunci pada kolom agar tidak bergeser atau bergerak sewaktu pengecoran. Apabila tierod menggunakan besi yang kecil atau tierod tidak di kunci dengan baik maka kemungkinan bentuk kolom tidak akan simetris karena terjadi pergerakan sewaktu pengecoran.
Sumber : Ilmuproyek.com

Sumber : Ilmuproyek.com

8. Sponengan 
Jika kalian melihat plesteran atau acian pada sudut bagian bangunan seperti sudut balok,kolom,dinding, sudut siku yang sangat baik dan rapi pada pinggiran itulah yang disebut dengan sponengan. Pembuatan sponengan terbilang sulit karena sudut yang dibuat haruslah 90 derajat dan sangat rapi sehingga cukup memakan waktu yang lama untuk membuat sponengan.

9. Openingan 
Openingan adalah bukaan pada dinding yang akan dipasangkan pintu maupun jendela. Basicly Sponengan dan openingan hampir sama, karena sama-sama membentuk sudut pada pinggiran menjadi sudut siku tetapi openingan jauh lebih banyak memakan waktu karena sudut yang dibuat cukup banyak. oleh karena itu, pekerjaan ini biasanya dihitung borongan per openingan. 

10. Kepalaan
Kepalaan adalah istilah untuk acuan plesteran yang akan dikerjakan. Jadi sebelum melakukan plesteran, seorang tukang akan membuat kepala plesteran terlebih dahulu. Bentuknya memanjang vertikal dengan ukuran 5 cm dan tebal sesuai ketebalan plesteran yang diinginkan.  Fungsi dari kepala plester agar memudahkan tukang sewaktu menggunakan jidar plesteran dinding. 
sumber : Google.com

11. Jidar 
Jidar adalah alat bantu yang digunakan untuk pekerjaan plesteran maupun acian pada dinding. Jidar bisa menggunakan alumunium hollow karena memiliki permukaan yang lebih licin,halus, dan rapi. Jidar digunakan untuk meratakan plesteran maupun acian. 
Sumber : Mortartigaroda.com

Sumber : Google.com

12. Kamprot 
Kamprot adalah istilah yang digunakan untuk plesteran kasar atau plesteran awal. Pekerjaan ini biasanya digunakan pada plesteran yang memiliki ketebalan lebih dari dari 2 cm. Sebelum diplester baiknya dikamprot terlebih dahulu sampai 1 cm dengan cara adukan semen pasir dilemparkan ke arah dinding. Setelah kering, kemudian baru diplester halus.

13. Sparingan 
Sparingan adalah sistem pemipaan listrik maupun air yang dipasang didalam beton. Pipa listrik tersebut digunakan sebagai cover kabel listrik. Sistem pemasangan sparing listrik biasanya sebelum pengecoran jika ingin ditanamkan didalam beton. 
Sumber : Ilmuproyek.com

Sumber : Ilmuproyek.com

14. Relat
Relat adalah tumpuan yang digunakan untuk proses perataan pengecoran plat basement. Tujuannya adalah agar hasil pengecoran bisa datar karena finishing terakhir adalah floorhardener atau lantai kasar. Relat biasanya menggunakan pipa besi yang dipasang sesuai dengan tinggi rencana cor plat. Fungsi relat ini sama dengan kepala plesteran, hanya saja relat digunakan untuk pengecoran. 
Sumber : Google.com

15. Sipatan
Sipatan merupakan bahasa pengukuran yang digunakan untuk memberi tanda pada bangunan dengan level tertentu. Biasanya untuk menentukan pinjaman 1 meter pada kolom. Pekerjaan sipatan bisa menggunakan alat waterpass kemudian diberi tanda atau marking menggunakan benang yang diberi tinta hitam.
sumber : ilmuproyek.com

16. Opname
Opname adalah istilah yang digunakan untuk proses permohonan pembayaran upah atau termin sesuai dengan progres lapangan. Biasanya diajukan oleh mandor atau subkon kepada main kontraktor. 

17. Shaft
Shaft adalah sebuat lubang pada plat beton berbentuk persegi panjang yang berfungsi untuk jalur perpipaan misalnya pipa air bersih, air kotor, pipa pemadam kebakaran, pipa air hujan dan sebagainya. Pekerjaan ini baiknya dilakukan pada saat pekerjaan struktur yaitu dengan memblockout persegi panjang pada plat lantai yang akan dicor. 


Demikian itulah beberapa istilah - istilah yang akan kalian temukan dan gunakan pada dunia konstruksi khususnya dilapangan. Pelajarilah istilah ini agar kalian bisa mengerti atau nyambung dengan pembicaraan para sesepuh dilapangan ya!! 

Jefri Harjawinata tanggal : Juni 01, 2020 3 komentar
Berbagi

Minggu, 24 Mei 2020

Keramik Meledak? Penyebab dan Solusinya


Popping Keramik
Sumber : Google.com
Pernahkah anda melihat atau mendengarkan cerita keramik yang sudah lama terpasang tiba - tiba menggelembung dan meledak? mungkin tidak banyak yang mengalami situasi seperti ini, tapi ada beberapa rekan - rekan yang mengalami hal seperti dan kebingungan sebenarnya apa yang terjadi dengan keramik tersebut, padahal keramiknya sudah lama terpasang.

Istilah untuk kejadian seperti yang terjadi diatas ini dikenal sebagai 'Popping Keramik'. Popping keramik adalah suatu kejadian dimana keramik yang telah terpasang meledak atau meletus yang diakibatkan oleh beberapa faktor penyebab. Biasanya sebelum terjadi popping, keramik terlebih dahulu akan menunjukan gejala seperti mengembang sedikit demi sedikit, dan kemudian akan terjadi letusan keramik yang suaranya cukup besar untuk membuat kita kaget. 

Lantas faktor apa saja yang menyebabkan kondisi popping keramik ini? Nah berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya popping keramik diantaranya yaitu : 

1. Perubahan suhu temperatur tanah sebagai landasan dari pemasangan keramik. Tanah dibawah keramik sebagai landasan keramik apabila terjadi perubahan suhu, khususnya apabila suhu udara yang panas, maka tanah tersebut akan memuai dan mengeluarkan uap panas yang terperangkap didalamnya. Penguapan ini bisa mengakibatkan keramik terangkat atau meledak secara tiba-tiba karena udara dibawah keramik akan mencari jalan untuk keluar.

2. Faktor banjir yang menggenangi keramik. Air yang menggenangi permukaan keramik, bisa menjadi faktor penyebab popping keramik. Apabila air yang tergenang tersebut dapat masuk melalui celah - celah keramik, baik itu melalui nat pada keramik ataupun retak pada keramik maka tentu air tersebut akan tersimpan didalam tanah landasan keramik dan suatu saat akan memuai apabila suhu udara menjadi panas.

3. Pemasangan perekat yang tidak merata dan menyebabkan ada bagian bawah lantai yang kosong. Udara yang terjebak ketika mengalami pemuaian akan mendorong keramik ke atas. Selain itu apabila ada pori - pori yang memungkinkan air untuk masuk ke dalam rongga ini, apabila dimasuki air akan menjadi lembab lalu berjamur. 

4. Penurunan permukaan tanah. Umumnya terjadi pada kondisi tanah yang tidak stabil atau pengambilan air tanah secara berlebihan. Kondisi ini menyebabkan keramik menjadi bergelombang karena permukaan tanah disekitarnya mengalami penurunan.

5. Nat yang terlalu rapat dan tidak memberikan ruang bagi muai-susut keramik sehingga lantai keramik akan terdorong sehingga terangkat ke atas. 

6. Pemasangan awal pekerjaan keramik yang kurang baik, kualitas campuran spesi keramik yang tidak tepat, dan cara pemasangan keramik yang kurang baik atau terburu-buru oleh pekerja yang tidak berpengalaman. 
Popping Keramik
Sumber : Google.com
Apabila terjadi popping keramik maka cara memperbaikinya adalah dengan mengganti bagian-bagian yang terlepas tersebut. Hal ini tentu tidak akan terjadi jika kita mengetahui penyebab terjadinya popping dan mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan agar tidak terjadi popping. Nah berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya popping keramik yaitu : 

1. Sewaktu memasangkan nat keramik, pastikan jaraknya cukup ideal yaitu berkisar 2-3 mm. Jika ingin lebih rapi pemasangan nat keramik, kita bisa menggunakan tile spacer  untuk mengatur jarak nat antara keramik. 

2. Gunakan perekat khusus yang tahan terhadap pemuaian dan susut pada keramik maupun beton. Perekat khusus ini juga mampu mengurangi penyusutan air. Kelebihan lainnya yaitu proses curing atau pengeringan campuran perekat akan menjadi lebih cepat sehingga menghemat waktu pengerjaan dan biaya. 

3. Gunakan adukan semen dan pasir yang berkualitas. Perbandingan yang disarankan untuk semen dan pasir adalah 1:4. Pastikan mortar ini tercampur dengan baik dan kualitas pasir yang digunakan juga baik dan tidak tercampur dengan tanah. 

4. Pada beberapa bagian antar keramik atau nat, kita bisa menggunakan sealant sebagai pengganti nat. Disarankan setiap luasan keramik 25 meter persegi. Penggunaan sealant ini untuk mengatasi muai-susut yang terjadi karena sifat sealant yang elastis bisa memberikan ruang pergerakan pada keramik.
Jefri Harjawinata tanggal : Mei 24, 2020 2 komentar
Berbagi

Senin, 20 April 2020

Cara Pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP)

Pengertian dan Definisi ACP
Alummunium Composite Panel (ACP)

ACP merupakan singkatan dari Alummunium Composite Panel merupakan material perpaduan antara Alumunium dan bahan komposit. ACP dapat di definisikan sebagai panel datar yang terdiri dari inti berbahan  non-alumunium yang disatukan diantara dua lembar alumunium.Lembaran ACP adalah lembaran yang kaku, kuat tetapi memiliki berat yang relatif ringan. Jenis ACP berdasarkan lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu : 1). Jenis Polyester (PE), biasanya digunakan untuk interior dan 2). Jenis Poly Vinyl De Flouride (PVDF) yang umumnya digunakan untuk eksterior.

Alummunium Composite Panel (ACP)

Cara Pemasangan ACP
Karena ACP merupakan plat lembaran yang cukup besar, yaitu berukuran kisaran 1,22 x 2,44 meter atau 1,22 x 4,88 meter maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah lembaran tersebut harus potong sesuai profil yang diinginkan.
1. Pemotongan lembaran ACP sesuai dengan profil yang dinginkan.
Alummunium Composite Panel (ACP)
Alummunium Composite Panel (ACP)

2. Lembaran yang sudah dipotong sesuai profil yang diinginkan kemudian sisi - sisinya lembaran tersebut di router untuk dapat ditekuk. Standar ketebalan ACP yaitu 4mm maka kedalam router yang dibutuhkan juga tidak melebihi 4mm, namun tetap  harus mudah untuk ditekuk. Lebar tekukan ACP umumnya adalah 2 cm dari sisi terluar. 

3. Pemasangan Rangka Hollow untuk ACP
Lembaran ACP yang akan dipasangkan perlu dibuatkan rangkanya terlebih dahulu. Rangka ACP yang dibuat biasanya menggunakan besi hollow ukuran 2x2 cm. Dalam tahap pengerjaan rangka ACP ini juga perlu ketelitian dan teknik yang baik karena rangka yang buat haruslah rapi, lurus, dan memiliki sudut yang baik, maka dalam pemasangan rangka ini, perlu diperhatikan sisi vertikal dan horisontal dari rangka. Rangka ACP inilah yang akan menjadi bentuk dari ACP itu sendiri. 
Alummunium Composite Panel (ACP)

4. Setelah rangka terpasang maka langkah selanjutnya adalah pemasangan ACP sesuai dengan rangka yang sudah terpasang. Nah pada bagian ini, kita bisa melihat apa fungsi dari tekukan yang dibuat sebelumnya pada ACP.
Alummunium Composite Panel (ACP)

Tekukan yang dibuat ini adalah untuk menyatukan bidang ACP dengan menggunakan skrup. Dan pada sambungan antara rangka ACP dengan eksisting objek yang mau dibungkus, biasanya menggunakan besi siku/bracket untuk perkuatan pada eksisting objeknya. 
Alummunium Composite Panel (ACP)

5. Langkah terakhir setelah ACP terpasang adalah pemberian sealant/silikon untuk menutupi celah - celah dari ACP dan untuk memperindah tampilan dari ACP itu sendiri. 
Alummunium Composite Panel (ACP)

Alummunium Composite Panel (ACP)

Pada dasarnya sebenarnya pekerjaan pemasangan ACP bukanlah suatu pekerjaan yang sulit, hanya saja diperlukan keberanian terhadap ketinggian, karena umumnya pemasangan ACP berkaitan dengan bangunan - bangunan yang tinggi. ACP juga memiliki warna dan tekstur yang beraneka ragam, misalnya motif keramik, kayu, batu, dll. Selain itu ada banyak merk ACP yang ada saat ini, maka kalian bisa memilih sesuai kebutuhan kalian. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa nonton di video yang ada dibawah ini.

Jefri Harjawinata tanggal : April 20, 2020 0 komentar
Berbagi

Senin, 13 April 2020

Cara Pemasangan Dinding Partisi Gypsum

Cara Pemasagan Dinding Partisi Gypsum
Dinding partisi gypsum menjadi pilihan yang sangat tepat untuk bangunan - bangunan modern saat ini, karena kemudahan pekerjaan pemasangannya dan juga sangat memungkinkan untuk merubah bentuk ataupun fungsi ruangan sesuai dengan yang diinginkan. 
Jika dulunya kita sering menggunakan pasangan batu bata untuk dinding, maka tentu dibutuhkan waktu pengerjaan yang lama karena untuk pemasangan dinding batu, biasanya kita perlu menyusun batunya terlebih dulu, kemudian pasangan batu tersebut perlu di plester dan di aci, barulah dinding bisa dilakukan pengecetan. Apabila suatu waktu kita mungkin ingin merubah bentuk denah ruangan, hal ini akan sulit dilakukan karena dinding maupun ruangan tersebut bisa dikatakan permanent karena akan sangat sulit untuk dibongkar kembali dan merubah bentuknya. 

Dinding partisi gypsum menjadi pilihan banyak orang karena pengerjaan pemasangannya yang cepat, mudah dan sangat dimungkinkan untuk merubah bentuk ruangan sesuai dengan keinginan kita. Namun, yang perlu diingat adalah karena bahan penutup dinding ini adalah gypsum, maka tentu sangat tidak mungkin untuk berinteraksi dengan air ataupun kondisi yang lembab. Oleh sebab itu, pemilihan penggunaan dinding gypsum juga perlu diperhatikan peruntukan bangunannya. Maka, pada artikel ini, kita akan melihat bagaimana Cara Pemasangan Dinding Partisi Gypsum yang baik dan benar. 

1. Markingan Area Dinding Gypsum
Sama seperti halnya pemasangan dinding dari batu, yaitu daerah pemasangan dinding gypsum perlu dimarking terlebih dahulu untuk mengetahui lebar dan panjangnya suatu ruangan sesuai dengan rencana. Tujuan markingan ini adalah untuk memasangkan rangka dinding terlebih dahulu.

2. Pemasangan Rangka Metal Stud/U runner
Cara Pemasagan Dinding Partisi Gypsum
Setelah markingan area dinding telah selesai maka bisa mulai untuk pemasangan rangka dinding partisi. Rangka dinding partisi gypsum menggunakan rangka metal stud dan u runner, dan pada bagian - bagian sambungan partisi biasanya menggunakan rivet gun.

3. Pemasangan Glasswool
Cara Pemasagan Dinding Partisi Gypsum

Cara Pemasagan Dinding Partisi Gypsum

Setelah rangka partisi selesai di pasang, kemudian kita perlu menyiapkan pelapis glasswool/rockwool/ecowool, dan sejenisnya untuk dimasukan kedalam rangka partisi, dan berfungsi sebagai lapis kedap suara agar setiap ruangan nantinya tidak menimbulkan suara - suara yang dapat mengganggu aktivitas pada ruangan disebelahnya.

4. Pemasangan Gypsum Board
Cara Pemasagan Dinding Partisi Gypsum

Langkah selanjutnya adalah pemasangan papan gypsum. Umumnya papan gypsum yang ada berukuran 120x240 cm dengan ketebalan bervariasi. Ukuran gypsum ini sering menjadi patokan dalam membuat rangka dinding, misalnya rangka dinding yang dibuatpun memiliki ukuran yang sama dengan ukuran papan gypsum yaitu 120x240 cm, tujuannya adalah mempercepat pemasangan untuk bidang yang besar dan efektif dalam penggunaan bahan, karena dapat meminimalisir barang tersisa akibat pemotongan ukuran yang tidak tepat. Papan gypsum dipasangkan pada rangka yang telah kita buat dengan menggunakan skrup dan bor.

5. Compound Gypsum dan Perataan Permukaan
Setelah rangka dan papan gypsum terpasang, maka langkah berikutnya adalah kita perlu melakukan compound pada bidang permukaan yang tidak rata akibat lubang skrup. Tidak lupa juga kita menutup pertemuan antar gysum dengan menggunakan kain kasa gypsum agar sambungan permukaan tersebut bisa tertutup dengan baik dan terlihat lebih rapi. Setelah menutup seluruh permukaan yang tidak rata dengan menggunakan compound, maka selanjutnya kita perlu meratakan permukaan tersebut dengan menggunakan amplas. Dalam pengerjaan gypsum ini, salah satu langkah yang cukup memakan banyak waktu pekerjaan adalah pekerjaan coumpund dan perataan karena itu dibutuhkan kesabaran.

6.  Pengecatan Gypsum
Nah langkah terakhir setelah semua terpasang adalah pengecetan. Permukaan gypsum yang rata akan sangat memudahkan kita dalam pekerjaan pengecetan ini dan tentunya hasil pengecetan pun akan terlihat jauh lebih baik dibandingkan dengan permukaan dinding batu yang di aci. Nah biar lebih jelas, silahkan nonton video dibawah ini!!

Jefri Harjawinata tanggal : April 13, 2020 0 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates