Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Minggu, 27 September 2020

Metode Pengerjaan Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang konstruksi, hal ini membuat semakin banyak metode kerja, alat, maupun material yang dibuat untuk digunakan dalam mempermudah pekerjaan konstruksi. Salah satu metode kerja yang mempermudah pekerjaan dilapangan khususnya dalam pekerjaan plat lantai untuk konstruksi bangunan yaitu metode plat lantai menggunakan bondek/steel deck dan wiremesh. 

Sebelum metode pekerjaan plat lantai menggunakan bondek dan wiremesh banyak digunakan saat ini, terlebih dahulu kita sering menggunakan metode pekerjaan plat lantai konvensional, contoh plat lantai konvensional yang masih digunakan hingga saat ini : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat lantai konvensional memang masih digunakan hingga saat ini, namun sudah tidak sebanyak dahulu karena banyaknya studi yang membandingkan penggunaan plat lantai konvensional dengan penggunaan plat lantai bondek dan wiremesh. Berdasarkan hasil - hasil studi tersebut, mayoritas berpendapat bahwa penggunaan plat lantai menggunakan bondek dan wiremesh lebih efisien dibandingkan dengan plat lantai konvensional, efisien baik dari segi biaya, mutu, dan waktu. Oleh karena itu, sekarang lebih banyak ditemui pekerjaan plat lantai menggunakan metode bondek dan wiremesh. 

Metode pekerjaan plat lantai dengan bondek dan wiremesh, bisa kita bagi kedalam 3 (tiga) metode pekerjaan, diantaranya yaitu : 

1. Balok dan Plat dikerjakan bersamaan.

2. Balok di cor 3/4 dari ketinggian (h) balok. 

3. Balok di cor terpisah dengan plat lantai. 

Mari kita bahas satu persatu dari metode - metode yang disebutkan diatas. 

1. BALOK DAN PLAT DIKERJAKAN BERSAMA

Dalam metode ini, balok dan plat lantai akan dikerjakan bersamaan. Sewaktu kita membuat bekisting untuk balok, kita perlu menyiapkan posisi bekisiting bagian dalam plat untuk digunakan sebagai bagian dari tumpuan bondek. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat gambar berikut : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Pada metode ini, kita akan langsung melakukan pengecoran balok bersamaan dengan plat lantai yang menggunakan bondek dan wiremesh. 

2. BALOK DI COR 3/4 DARI KETINGGIAN BALOK

Pada metode ini, kita akan mengecor balok terlebih dahulu sebelum kita mengerjakan plat lantai. Tetapi, pengecoran balok hanya kita lakukan 3/4 dari ketinggian balok, atau 75% dari tinggi balok(h). Setelah itu, barulah kita mulai mengerjakan plat lantai. Konsepnya hampir sama dengan metode 1, jadi pada bagian bekisting dalam balok, kita akan gunakan sebagai tumpuan dari bondek dan wiremesh. Sisah dari balok yang belum dicor yaitu sekitar 25%, itu kita gunakan untuk merakit besi wiremesh, kemudian barulah kita akan lakukan pengecoran sisa balok bersamaan dengan plat lantai. 

3. BALOK DI COR TERPISAH DENGAN PLAT LANTAI

Pada metode ini, kita akan melakukan pengecoran terlebih dahulu untuk balok, lalu kemudian barulah kita mengerjakan plat lantai. Namun hal yang sangat penting dalam pekerjaan dengan metode ini yaitu adalah  pemasangan angker atau stek. Untuk lebih jelas bisa kita lihat digambar di bawah ini : 

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Plat Beton Menggunakan Bondek dan Wiremesh

Pada metode ini, hal yang paling penting yang tidak boleh kita lupakan adalah pemasangan angker ataupun stek. Sewaktu kita melakukan pekerjaan pembesian pada balok, kita perlu memasangkan angker atau stek pada pada balok sebelum balok di cor. Agar lebih aman, angker yang dipasangkan berjarak 20 cm antar angker dan dari permukaan atas balok, panjang angker yang digunakan untuk ikatan ke wiremesh adalah 40-50cm. 

Itulah 3 (Tiga) metode dalam pengerjaan plat lantai bondek dan wiremesh. Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat di videonya yang akan saya upload di youtube saya dibagian bawah artikel ini, dan jangan lupa untuk di dukung channel ini untuk terus bisa memberikan tips dan berbagi ilmu seputar dunia teknik sipil. 

Jefri Harjawinata tanggal : September 27, 2020 0 komentar
Berbagi

Kamis, 24 September 2020

Perbandingan Biaya Atap Baja Ringan dan Atap Kayu, Lebih Murah Mana?

Sumber : Google.com

Berhubung banyaknya pertanyaan tentang penggunaan konstruksi atap baja ringan dengan konstruksi kayu lebih efisien yang mana, maka pada artikel ini kita mau mengupas tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing konstruksi itu sendiri, baik konstruksi atap baja ringan ataupun konstruksi atap kayu. 

Konstruksi atap kayu, tentunya sudah jauh lebih dikenal oleh masyarakat karena konstruksi atap kayu ini sudah ada sejak jaman dulu dibandingkan dengan atap baja ringan yang muncul di era jaman modern saat ini. Dari beberapa sumber refrensi yang saya pelajari khususnya tentang perbandingan kayu dan baja ringan, saya pribadi mendapatkan beberapa hal yang menurut saya sebenarnya tidak bisa dijadikan dasar untuk membandingkan antara kayu dan baja ringan dikarenakan ada faktor lain yang akan menentukan pilihan kita untuk  menggunakan kayu atau baja ringan. Nah maka sebelum kita menentukan apakah akan menggunakan kayu atau baja ringan sebagai konstruksi atap, alangkah baiknya kalau kita pertimbangkan dulu beberapa faktor dibawah ini : 

1. Ketersediaan Bahan/Material
Beberapa sumber refrensi yang saya baca, ada yang mengatakan baja ringan lebih murah dari kayu, tapi bagi saya sehubungan dengan hal ini sifatnya relatif, mengapa? karena harga material akan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan dilapangan. Jika di kota besar atau negara maju, tentu saja harga kayu akan sangat mahal dikarenakan ketersediaan kayu yang minim atau sedikit yang diakibatkan misalnya oleh pelarangan terhadap penebangan kayu atau hutan secara ilegal.

Tentu hal ini akan berbeda dengan daerah kecil ataupun pedalaman yang minim akses transportasi dan masih dikelilingi oleh hutan yang banyak. Pastinya, material kayu akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan material baja ringan yang bisa jadi harus di datangkan dari luar kota. Oleh sebab itu, untuk persoalan harga atau cost mana yang lebih efisien penggunaannya maka tentunya jawaban yang paling tepat adalah bergantung lokasi anda berada atau tinggal saat ini. 

Saya coba untuk menghitung kebutuhan material baja ringan maupun kayu apabila digunakan di daerah saya sebagai berikut : 

KONSTRUKSI KAYU


1). Kuda - Kuda
Spesifikasi                     = Kuda-kuda balok uk 5/10 cm kayu kelas I
Harga per batang           = Rp. 120.000 ( 1 btg = 4 meter)
Panjang 1 kuda-kuda     = 17,2 meter
Jumlah kuda-kuda         = 3 buah

Kebutuhan balok untuk 1 kuda-kuda adalah : 
= 17,2 meter : 4 meter 
= 4,3 btg ( dibulatkan 5 btg)

Jumlah untuk 3 buah kuda-kuda adalah = 15 btg balok

2). Gording 
Spesifikasi                     = Kayu balok uk 5/10 cm, Kayu Kelas II
Harga per batang           = Rp. 70.000 (1 btg = 4 meter)
Panjang total gording    = 112 meter

Kebutuhan balok untuk gording adalah : 
= 112 meter : 4 meter
= 28 batang balok

Maka kebutuhan balok gording adalah = 28 batang balok

Harga kebutuhan balok kayu kuda-kuda adalah = 15 btg x Rp. 120.000 = Rp. 1.800.000
Harga kebutuhan balok kayu gording adalah = 28 btg x Rp. 70.000 = Rp. 1.960.000
Maka total belanja kebutuhan balok konstruksi atap kayu adalah = Rp. 3.760.000

Dengan kasus yang sama, mari kita coba hitung lagi kebutuhan dengan menggunakan konstruksi atap menggunakan baja ringan. 

KONSTRUKSI BAJA RINGAN


1). Kuda - Kuda
Spesifikasi                     = Baja ringan Canal C 0,75
Harga per batang           = Rp. 150.000 ( 1 btg = 6 meter)
Panjang 1 kuda-kuda     = 17,2 meter
Jumlah kuda-kuda         = 3 buah

Kebutuhan Canal C untuk 1 kuda-kuda adalah : 
= 17,2 meter : 6 meter 
= 2,86 btg ( dibulatkan 3 btg)

Jumlah untuk 3 buah kuda-kuda adalah = 9 batang canal C

2). Reng Baja Ringan profil V 
Spesifikasi                     = Baja Ringan profil V
Harga per batang           = Rp. 75.000 (1 btg = 6 meter)
Panjang total gording    = 112 meter

Kebutuhan balok untuk gording adalah : 
= 112 meter : 6 meter
= 18,6 btg dibulatkan 19 batang reng Canal V

Maka kebutuhan reng canal V adalah = 19 batang

Harga kebutuhan canal C kuda-kuda adalah = 9 btg x Rp. 150.000 = Rp. 1.350.000
Harga kebutuhan reng canal V adalah = 19 btg x Rp. 75.000 = Rp. 1.425.000
Maka total belanja kebutuhan  konstruksi atap baja ringan adalah = Rp. 2.775.000

Jika kita perhatikan dari hitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa baja ringan lebih murah jika dibandingkan dengan konstruksi atap kayu ditempat saya. Namun, perlu kita ingat juga bahwa harga diatas belum termasuk aksesoris atau bahan-bahan pendukung dalam pekerjaan itu sendiri, misalnya pada pekerjaan kayu tentu kita perlu membeli lagi paku, besi strip, dan tentunya juga perlu di residu agar terlindung dari rayap. Dan, pada baja ringan, kita juga perlu membeli lagi baut screw ataupun dinabolt. 
Tidak lupa juga, kita perlu mempertimbangkan harga upah dari pekerja. Tentu jika kita menilai dari segi kecepatan pengerjaan, maka saya pribadi yakin bahwa pekerjaan menggunakan baja ringan akan jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi atap kayu. 
Jefri Harjawinata tanggal : September 24, 2020 0 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates