Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Sabtu, 26 Oktober 2019

Pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam (Lapen)

Hallo rekan - rekan sipil sekalian, salam sipil untuk kita semua!! Kali ini saya mau sharing soal metode pekerjaan jalan, khususnya adalah perkerasan jalan flexibel pavement (perkerasan lentur) atau sering kita kenal adalah perkerasan jalan dengan bahan pengikat aspal.
Salah satu perkerasan jalan aspal adalah pekerjaan LAPEN macadam. Apa itu pekerjaan Lapen macadam? dan bagaimana cara atau metode pengerjaan Lapen ini? Mari kita cari tahu ini, apa itu pekerjaan Lapen. 
Pekerjaan Lapen
DEFINISI LAPEN
Lapen adalah sebuah singkatan dari Lapis Penetrasi. Ini merupakan lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci dengan gradasi terbuka dan diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan diatas lapisan tersebut dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini biasanya diberikan laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan bervariasi dari 4 - 10 cm.

Bahan - Bahan Dalam Pekerjaan Lapen
1. Agregat
Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kunci dan agregat penutup yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran lempung, dan bahan lainnya.
agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas agregat ukuran nominal 2,5cm - 6,25cm yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran sepertiga tebal rencana. Agregat kunci untuk lapisan utama harus lolos saringan 25 mm tetap tidak boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5mm. Berikut adalah tabel gradasi agregat pokok dan pengunci :

sumber : Google.com
2. Bahan Pengikat (Aspal)
- Aspal penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang memenuhi AASHTO.
- Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208) atau RS1 atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140
- Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250 atau RC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-03-1995-03, atau aspal cair penguapan sedang (medium curing) jenis MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-02-1995-03

PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPEN


1. Permukaan yang akan dilapisi Lapen perlu dibersihkan terlebih dahulu dari bahan - bahan organik yang dapat mengganggu ikatan antara lapen dengan perkerasan eksistingnya dan lubang - lubang pada jalan harus di perbaiki dengan cara ditutupi dengan agregat bergradasi menerus dan dipadatkan.

2. Apabila lapen dikerjakan pada lapisan eksisting yang belum beraspal maka terlebih dahulu perlu diberikan lapis resap pengikat (Prime coat) sebaiknya MC-250 sebanyak 0,5 liter per m2. Namun, apabila lapen akan dikerjakan pada lapisan eksisting yang sudah beraspal maka perlu diberikan lapis pengikat (Tack Coat) sebaiknya RC-250 sebanyak 0,5 liter per m2.

3. Agregat pokok yang disebarkan pada badan jalan bisa dengan menggunakan alat motor greder ataupun dengan cara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Ukuran agregat pokok berkisar 5 cm - 7 cm.

4. Kemudian agregat dipadatkan dengan mesin gilas roda besi berat 6-8 ton dengan kecepatan +- 3 km/jam sebanyak minimal 6 lintasan.

5. Penyemprotan aspal cair pada agregat pokok dilakukan dengan mesin penyemprot aspal agar aspal tersebar merata dan temperatur aspal harus dijaga antara 135º - 160º C.

6. Penebaran agregat pengunci dilakukan segera setelah penyemprotan aspal pada agregat pokok.

7. Agregat pengunci kemudian dipadatkan lagi dengan menggunakan alat pemadat roda besi yang sama dengan digunakan pada pemadatan agregat pokok. Pemadatan perlu dilakukan sampai agregat pengunci bisa tertanam dan saling mengikat dengan agregat pokok dibawahnya. Ukuran agregat pengunci biasanya adalah batuan ukuran 3 cm - 5 cm.

8. Penyemprotan aspal cair pada agregat pengunci dilakukan dengan mesin penyemprot aspal (sprayer) agar aspal tersebar merata dan temperatur aspal harus dijaga antara 135º - 160º C.

9. Terakhir diberikan agregat penutup, dengan ukuran maksimal agregat adalah 2 cm. Kemudian lapisan ini akan dipadatkan lagi dengan menggunakan alat pemadat yang sama, dan lapisan akan disemprotkan lagi dengan aspal cair lalu kemudian sebagai lapis penutupnya ditebarkan abu batu pada permukaan badan jalan tersebut.

Berikut adalah Tabel kebutuhan Aspal dan Agregat pada pekerjaan Lapis Penetrasi Makadam (Lapen).
Sumber : Google.com


Jefri Harjawinata tanggal : Oktober 26, 2019 0 komentar
Berbagi

Jumat, 18 Oktober 2019

Membuat Laporan Harian, Mingguan, Bulanan


Apa sih itu Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan? dan Bagaimana sih cara membuatnya? Bisa jadi inilah pertanyaan yang sekarang sedang kamu pikirkan.
Sebenarnya mudah saja jawabannya, hanya saja mungkin karena belum pernah membuatnya, atau mungkin karena baru mulai terjun untuk bekerja pada proyek pemerintah, jadi sekarang kamu wajib untuk memberikan laporan progres dan pertanggung jawaban untuk pemilik proyek tersebut.
Nah...... maka dari itu kamu harus mulai belajar nih cara membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Laporan harian, mingguan dan bulanan adalah proses administrasi yang wajib dibuat oleh pihak kontraktor maupun konsultan sebagai suatu bentuk pertanggung jawaban kepada pihak owner agar pihak owner bisa mengetahui sejauh mana proses dan progres pekerjaan yang sedang berlangsung.

LAPORAN HARIAN
Laporan harian adalah bagian dari administrasi sebuah proyek dan menjadi laporan yang wajib dibuat oleh pihak pelaksana maupun pihak pengawas pekerjaan. Laporan harian secara garis besar berisi tentang laporan hasil pekerjaan selama satu hari, dan tujuan pembuatan laporan harian adalah untuk mengetahui sejauh mana progres pekerjaan yang sedang dilakukan. Laporan harian akan direkap menjadi Laporan Mingguan.

LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan adalah laporan rekapan dari laporan harian. Jadi setelah kita membuat laporan harian, maka setiap minggu kita harus merekap laporan harian tersebut menjadi sebuah laporan mingguan. Dalam laporan mingguan ini, kita bisa mengetahui seberapa besar progres pekerjaan yang tercapai dalam satu minggu pekerjaan tersebut berlangsung. Kemudian laporan mingguan ini akan kita rekap lagi selama satu bulan, untuk dijadikan laporan bulanan.

LAPORAN BULANAN
Laporan Bulanan adalah laporan yang dibuat berdasakan data rekapan dari laporan mingguan. Laporan bulanan akan berisi laporan bulan lalu dan juga bulan hingga saat ini. Pada bagian akhir dari laporan bulanan ini maka perlu diberikan keterangan tentang yang membuat laporan, dan pihak yang mengetahui dan menyetujui laporan tersebut.

Nah untuk lebih jelasnya tentang bagaimana format laporan dan cara mengisi laporan ini, maka rekan - rekan sekalian bisa lihat pada video dibawah ini :
Jefri Harjawinata tanggal : Oktober 18, 2019 6 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates