Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Selasa, 23 April 2019

Konsep Green Construction Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Konsep Green Construction Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sumber : Google.com
Green construction & Green Building adalah sebuah konsep tentang membuat bangunan yang ramah lingkungan. Mengapa perlu dilakukan pembangunan yang ramah lingkungan atau pembangunan hijau? Tidak lain karena menurunnya kapasitas dan daya dukung lingkungan dari tahun ke tahun akibat pembangunan konstruksi, maka sudah selayaknya penerapan konsep green dalam pembangunan harus diterapkan di setiap negara. Tujuan dari green construction dan green Building ini adalah terwujudnya pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) yang memiliki konsep green. 
Konsep “Green” dalam pembangunan tidak berarti tren menggunakan media vegetasi dalam dalam proses pembangunan, tetapi mengedepankan penerapan ramah lingkungan mulai dari tahap perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, pengoperasian sampai proses pembongkaran suatu bangunan. Dalam hal ini dilakukan melalui proses konsep desain, pemilihan jenis material, metode kerja, pemilihan peralatan kerja serta manajemen selama pengoperasian suatu bangunan. Lantas apa saja tujuan dari konsep konstruksi hijau? 
Konsep Green Construction Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sumber : Google.com
1. Mengurangi Polusi Selama Proyek
Konsep konstruksi hijau salah satunya adalah meminimalisir dampak polusi  selama konstruksi berlangsung. Polusi yang terjadi tentunya akan memberikan efek kepada lingkungan misalnya pencemaran terhadap lingkungan akibat debu dari material konstruksi, pencemaran udara akibat peralatan konstruksi, serta suara bising yang mengganggu dari aktifitas peralatan konstruksi. Maka, hal – hal tersebut perlu di minimalisir dengan adanya manajemen yang, metode dan pemilihan material dan peralatan yang lebih ramah lingkungan. 

2. Mengurangi Limbah Material 
Dalam hal ini tujuan dari Konstruksi Hijau yaitu mengurangi timbulnya limbah material selama proses konstruksi baik berasal dari material konstruksi seperti (Beton, Rebar, Kayu, Bata, Tegel, Agregat dsb) maupun material non konstruksi seperti (Kemasan, Kertas, Sterofoam makanan, plastik minuman dsb). Hal ini dapat terwujud jika peran Manajemen Waste Material Konstruksi telah diterapkan dengan baik oleh pihak pelaksana selama proses konstruksi. Upaya ini setidaknya dapat mereduksi biaya yang hilang (Hidden Cost) dari anggaran total material yang dianggarkan dan juga dari aspek lingkungan dapat mengurangi volume pembuangan limbah material pada area pembuangan (Landfill) serta dapat meminimalisir potensi pencemaran lingkungan dari material B3 (Bahan Berbahaya dan beracun).

3. Efisiensi Penggunaan Energi
Selama proyek berlangsung tentunya penggunaan energi sangat dibutuhkan untuk menunjang aktifitas konstruksi tersebut misalnya penggunaan energi listrik maupun bahan bakar. Maka salah satu tujuan konstruksi hijau adalah mengupayakan penggunaan energi yang efisien dan optimal. Upaya – upaya yang dapat dilakukan dalam upaya efisiensi energi selama konstruksi misalnya : 
1. Mengurangi penggunaan komputer PC dan digantikan dengan laptop untuk mengurangi konsumsi listrik
2. Mengurangi penggunaan AC pada direksi keet dengan cara membuat banyak jendela dan ventilasi. Kemudian direksi keet diberikan warna cerah misalnya putih agar radiasi panas bisa direduksi dengan baik. 
3. Menggunakan Lampu LED selama operasional proyek konstruksi agar lebih hemat energi listrik. 
4. Memilih jenis peralatan konstruksi yang memiliki teknologi hemat energi bahan bakar. 
Konsep Green Construction Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sumber : Google.com
4. Efisiensi Penggunaan Air
Dalam hal ini air yang digunakan selama proses konstruksi perlu digunakan secara optimal dan efisien. Kita bisa mengupayakan menggunakan air yang berasal dari limpasan air hujan yang ditampung pada suatu tampungan sementara. Dengan melakukan upaya efisiensi kebutuhan air setidaknya kita dapat menjaga ketersediaan air tanah kedepannya. 

Konsep Bangunan Hijau (Green Building) yaitu konsep bangunan secara fisik yang mengedepankan upaya ramah lingkungan selama tahap pengoperasian melalui beberapa kriteria seperti penggunaan material bangunan, penggunaan energi, kondisi sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan, konservasi air pada bangunan, pemanfaatan lahan dan manajemen lingkungan disekitar bangunan. Berdasarkan aturan Green Building Council Indonesia (GBCI), 2012 ada beberapa Rating Tools/Greenship atau parameter ukur suatu bangunan dikategorikan sebagai Bangunan Hijau (Green Building) yang dapat diringkas sebagai berikut:

1. Appropriate Site Development. 
Dalam hal ini lebih ditekankan pada pemanfaatan lahan suatu bangunan secara layak dan berkelanjutan seperti menyediakan area hijau, area untuk transportasi umum, area untuk pengendara sepeda, area untuk landscape dsb.

2. Energy Efficiency and Conservation.
Penggunaan energi secara efisien selama operasional bangunan antara lain dengan menggunakan alat monitoring penggunaan energi listrik, penggunaan cahaya alami dengan memperbanyak bukaan, memperbanyak bukaan ventilasi agar udara dalam ruangan menjadi lebih sejuk sehingga penggunaan AC menjadi lebih berkurang dan penggunaan teknologi energi terbaharukan seperti penggunaan solar panel system.

3. Water Conservation.
Upaya efisiensi konsumsi air dengan menggunakan monitoring volume penggunaan air secara berkala, penggunaan air secara efisien, menggunakan teknologi sistem daur ulang air limbah, pemanfaatan teknologi pengelolahan tangkapan air hujan dsb.

4. Material Resource and Cycle.
Dalam hal ini memanfaatkan material bangunan yang lebih ramah terhadap lingkungan seperti menggunakan material yang dapat digunakan ulang kembali (refuse) atau didaur ulang (recycle) kembali, menggunakan material yang tidak mencemari lingkungan, menggunakan sistem material yang terfabrikasi dan memanfaatkan material lokal,

5. Indoor Health and Comfort.
Parameter bangunan hijau juga mengutamakan kenyamanan penghuni dalam sebuah bangunan antara lain menjaga sistem sirkulasi udara dalam bangunan agar tetap nyaman, kenyamanan suhu bangunan, menjaga kebisingan dalam bangunan, serta kenyamanan dalam hal visual terhadap bangunan.

6. Building Environmental Management.
Berupa manajemen pengelolahan limbah yang dihasilkan selama operasional suatu bangunan dan upaya mereduksi polusi yang dihasilkan pada sebuah bangunan yang berdampak terhadap lingkungan disekitarnya.
Konsep Green Construction Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sumber : Google.com
Dalam mewujudkan Green Construction dan Green Building tentu dibutuhkan biaya yang besar pada awalnya namun hal ini akan menjadi investasi dalam memberikan dampak positif terhadap kelangsungan hidup sebuah bangunan kedepannya. Peran kebijakan pemerintah juga sangat dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya masyarakat konstruksi yang lebih mengedepankan konsep ramah lingkungan dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 

Jefri Harjawinata tanggal : April 23, 2019 0 komentar
Berbagi

Sabtu, 20 April 2019

Jenis Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Apa itu Dinding Penahan Tanah? Dinding Penahan Tanah adalah salah satu konstruksi sipil yang berfungsi untuk menahan pergerakan tanah yang diakibatkan oleh gaya tekanan lateral suatu tanah maupun air. Gaya - gaya yang bekerja pada dinding penahan tanah yaitu berupa momen guling, gaya berat sendiri, gaya lateral tanah aktif/pasif, gaya gelincir dan gaya angkat(uplift). Dengan banyaknya gaya dan tekanan yang akan berpengaruh pada dinding penahan tanah maka konstruksinya perlu direncanakan dengan aman agar tidak berpotensi menyebabkan kerusakan pada strukturnya tersebut nantinya. 
Sumber : Google.com
Dinding penahan tanah memiliki banyak jenis tergantung dari aplikasi dan kasus yang akan digunakan baik untuk menahan tekanan tanah pada tebing/slope, timbunan/embankment, kolam tampungan retensi/pond, konstruksi basement, konstruksi pembendung air, penahan transport sedimen pada sungai, dan sebagainya. Pada dasarnya fungsi dari dinding penahan tanah adalah : 
1. Menahan tekanan lateral tanah aktif yang dapat berpotensi menyebabkan terjadinya keruntuhan lateral tanah misalnya tanah longsor.
2. Menahan tekanan lateral air yang dapat berpotensi menyebabkan  terjadinya keruntuhan tanah lateral akibat tekanan air yang besar. 
3. Mencegah terjadinya proses perembesan air secara lateral yang diakibatkan oleh kondisi elevasi muka air tanah yang cukup tinggi. Dalam hal ini juga berfungsi proses dewatering yaitu dengan memotong aliran air pada tanah. 

Maka apa saja jenis - jenis konstruksi dinding penahan tanah yang umumnya digunakan dalam pekerjaan konstruksi sipil, beberapa diantaranya adalah : 

1. Revetment, jenis konstruksi sederhana yang berfungsi untuk perkuatan lereng/tebing maupun untuk melindungi dari gerusan aliran sungai dan ombak pada alur pantai. Konstruksi jenis ini pada dasarnya tidak memiliki fungsi utama dalam menahan tekanan aktif lateral tanah namun lebih pada fungsi proteksi terhadap efek gerusan/erosi yang dapat merusak kestabilan lereng/tanggul yang tentunya dapat berpotensi menimbulkan terjadinya longsor/land slide.
Sumber : Google.com
2. Dinding Penahan Tanah Continguous Pile dan Soldier Pile, jenis konstruksi penahan continguous pile dan soldier pile merupakan konstruksi dinding penahan tanah yang digunakan untuk menahan tekanan lateral tanah aktif pada konstruksi bawah tanah seperti pada konstruksi basement suatu bangunan sama seperti jenis konstruksi dinding penahan diaphragm wall. Continguous pile dan soldier pile juga biasanya dikombinasikan dengan sistem angkur/anchord untuk meningkatkan daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah dan berfungsi sebagai pemutus aliran air bawah tanah. Continguous pile dibuat di tempat in-situ dengan sistem bored pile berupa rangkaian besi beton bertulang maupun menggunakan profil baja serta dikombinasikan dengan bentonited dan dirangkai membentuk dinding penahan yang padat.


Sumber : Google.com
3. Dinding Penahan Tanah Tipe Diaphragm Wall, jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe dinding bertulang (Diaphragm Wall) merupakan jenis konstruksi dinding penahan yang terbuat dari rangkaian besi beton bertulang yang dicor di tempat atau dengan sistem modular yang dibuat untuk membendung suatu konstruksi bawah tanah khususnya pada konstruksi basement suatu bangunan. Diaphragm wall dapat dikombinasikan dengan sistem anchord untuk menambah daya dukung terhadap tekanan aktif lateral tanah juga berfungsi dalam proses dewatering untuk memotong aliran muka air tanah (Cut-Off Dewatering).


Sumber : Google.com
4. Dinding Penahan Tipe Blok Beton (Block Concrete), jenis dinding penahan tanah tipe blok beton merupakan kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara vertikal dengan sistem pengunci/locking antar blok yang disusun. Umumnya blok beton dibuat secara modular di fabrikasi berupa beton precash dan kemudian proses pemasangannya di lakukan di lokasi. 


Sumber : Google.com

5. Dinding Penahan Bronjong (Gabion), konstruksi dinding penahan tanah jenis ini merupakan konstruksi yang berupa kumpulan  blok- blok  yang dibuat dari anyaman kawat logam galvanis yang diisi dengan agregat kasar berupa batu batu kerikil yang disusun secara vertikal ke atas dengan step-step meyerupai tangga-tangga. Kelebihan dari dinding penahan jenis gabion selain berfungsi untuk menahan tekanan tanah juga berfungsi untuk memperbesar konsentrasi resapan air ke dalam tanah (Infiltrasi).



Sumber : Google.com
6. Dinding Penahan Tipe Turap (Sheet Pile), jenis konstruksi dinding penahan tipe turap merupakan jenis konstruksi yang banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah aktif lateral tanah pada timbunan maupun untuk membendung air (coverdam). Jenis konstruksi tipe turap/sheet pile umumnya terbuat dari material beton pra tegang (Prestrees Concrete) baik berbentuk corrugate-flat maupun dari material baja. Konstruksi dinding penahan tipe sheet pile berbentuk ramping dengan mengandalkan  tahanan jepit pada kedalaman tancapnya dan dapat pula dikombinasikan dengan sistem angkur/Anchord yang disesuaikan dengan hasil perancangan. Dalam pelaksanaannya kedalaman tancap sheet pile dapat mencapai elevasi sampai tanah keras.

Sumber : Google.com
7. Dinding penahan Tanah Tipe Jepit (Cantilever Retaining Wall), Jenis konstruksi dinding penahan tanah tipe ini umumnya digunakan untuk menahan tekanan tanah pada timbunan maupun pada tebing. Prinsip kerja dari jenis dinding penahan jenis ini yaitu dengan mengandalkan daya jepit/fixed pada dasar tubuh strukturnya. Oleh karena itu ciri khas dari dinding penahan jenis kantilever yaitu berupa model telapak/spread memanjang pada dasar strukturnya yang bersifat jepit untuk menjaga kestabilan dari struktur penahan. Umumnya konstruksi dinding penahan tipe jepit dibuat dari pasangan batu maupun dengan konstruksi beton bertulang.
Sumber : Google.com

BACA JUGA : Metode - Metode Perbaikan Tanah

8. Dinding Penahan Tanah Massa (Gravity Retaining Wall), jenis dinding penahan tanah ini banyak digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral pada timbunan tanah maupun pada tebing-tebing yang landai sampai terjal. Prinsip kerja dari dinding penahan ini cukup unik yaitu mengandalkan bobot massa dari badan konstruksinya dengan demikian kestabilan dari struktur dapat lebih stabil dikarenakan bobotnya yang berat dalam menahan tekanan tanah lateral. Material penyusun yang digunakan pada jenis konstruksi ini biasanya berupa material pasangan batu ataupun beton bertulang (Reinforced Concrete).
Sumber : Google.com

Jefri Harjawinata tanggal : April 20, 2019 0 komentar
Berbagi

Kamis, 18 April 2019

Cara Pemasangan Bowplank Yang Benar

Bowplank adalah salah satu pekerjaan yang sangat penting. Mengapa? Bowplank adalah kunci dari kelurusan dan simetrisnya bidang bangunan. Kesalahan saat bowplank bisa sangat berakibat fatal pada bangunan misalnya bangunan menjadi tidak simetris, tidak siku, bahkan tidak rata elevasi bangunannya dan tentunya akan berakibat pada kerusakan bangunan dan sangat tidak aman untuk ditempati. Maka sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mengerjakan bowplank yang baik dan benar. 

Pertama, kita harus tahu terlebih dahulu apa saja alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan bowplank. 

1). ALAT
- Palu/hammer 
- Gergaji
- Selang Waterpass
- Pensil atau Penanda lain
- Pisau atau Parang untuk meruncingkan patok

2). BAHAN
- Kayu Patok
- Papan
- Paku
- Benang atau nylon
Langkah - langkah pekerjaan bowplank adalah : 
1). Tentukan luas bangunan yang direncanakan dan ambil jarak keluar dari pinggiran bangunan minimal 1 meter untuk memasangkan patok tiang bowplank. Kelebihan 1 meter untuk pemasangan bowplank ini digunakan untuk mempermudah pergerakan tukang saat pekerjaan galian fondasi nantinya. 

2). Pasangkan kayu patok/tiang patok yang sudah diruncingkan pada setiap sudut bangunan. Jika luas bangunannya kecil hanya perlu di pasangkan pada sudut - sudut bangunan namun jika luas bangunannya cukup besar maka perlu dipasangkan beberapa tiang  patok yang sesuai dengan ukuran panjang papan.

3). Ukur ketinggian fondasi rencana dengan menggunakan selang waterpass. Caranya yaitu berikan tanda pada tiang patok sesuai tinggi fondasi rencana dan kemudian dengan menggunakan selang waterpass diukur seluruh ketinggian pada tiang patok, pastikan elevasinya sudah sama tinggi karena tanda tersebut akan digunakan untuk memasang papan.

4). Pakukan papan pada tiang patok mengelilingi bangunan. Papan dipasangkan arah memanjang dan apabila panjang papan tidak cukup untuk keliling bangunan maka disambungkan dengan papan lain dengan cara diberikan tiang patok tambahan kemudian pakukan sambungan papan pada tiang patok tersebut dan pastikan ukuran papan sama tinggi dan lebar karena elevasi papan akan menjadi acuan untuk tinggi fondasi bangunan. 

4). Pasang paku pada papan kemudian pasangkan nylon atau benang pada paku - paku tersebut untuk menentukan siku bangunan. Apabila bangunan sudah siku, barulah dipasangkan paku untuk menentukan lebar atas pondasi dan AS fondasi.

5). Pasangkan paku dan tarik benang membentuk fondasi rencana kita. Benang tersebut akan menjadi tanda bagi tukang untuk menggali fondasi dan menyusun batu fondasi.   

Untuk lebih jelasnya, bisa lihat video dibawah ini :
Jefri Harjawinata tanggal : April 18, 2019 4 komentar
Berbagi

Rabu, 17 April 2019

Metode Pelaksanaan Pondasi Bore Pile

Setiap pekerjaan memiliki metode pelaksanaan yang berbeda - beda, misalnya saja pekerjaan pondasi bore pile dan pondasi tiang pancang. Walaupun sama - sama jenis pondasi dalam dan bisa dibilang memiliki fungsi yang sama namun metode pelaksanaannya tentu berbeda. Pada artikel kali ini, kita mau melihat bagaimana metode pelaksanaan pondasi bore pile dilapangan.
Bore Pile
Sumber : Google.com
Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung dan fungsinya sama seperti fondasi pada umumnya yaitu meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam lainya. Perbedaan di antara keduanya adalah pada cara pelaksanaan pengerjaanya. Pelaksanaan pondasi bore pile diawali dari pembuatan lubang di tanah dengan cara tanah di bor terlebih dahulu kemudian penginstalan besi tulangan ke dalam lubang yang dilanjutkan dengan pengecoran bor pile dengan tremi. 

A. PROSES PENGEBORAN
Sistem pengeboran pada pekerjaan bore pile bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu :  1). sistem bor kering dan; 2). sistem bor basah. 
Bore Pile
Sumber : Google.com
1. Pengeboran dengan sistem bor kering (dry drilling). 
Tanah di bor dengan menggunakan mata bor spiral (auger) dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

2. Pengeboran dengan sistem bor basah (wash borring). 
Tanah di bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai sisa tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang terbaik.

B. PEMBERSIHAN LUBANG BOR
Lubang bekas bor kemudian di bersihkan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang yang di bor. Pembersihan lubang bor ini dilakukan untuk membersihkan lumpur dan tanah bekas galian yang masih tersisa didalam lubang. 
Bore Pile
Sumber : Google.com
C. PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI
Tahap berikutnya adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-60cm atau sesuai pada gambar yang di sediakan.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6" ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

D. PENGECORAN BORE PILE
Bore Pile
Sumber : Google.com
Tahap terakhir adalah pekerjaan pengecoran pondasi bore pile. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengeboran di awal pengecoran, maka di gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18 cm (+-2 cm) ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terus-menerus untuk menghindari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremi tertanam beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,  maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur. Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.






Jefri Harjawinata tanggal : April 17, 2019 1 komentar
Berbagi

Selasa, 16 April 2019

Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi

A. JARINGAN IRIGASI
Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi
Sumber : Google.com
Dalam jaringan Irigasi ada 4 unsur pokok dari sistem jaringan irigasi yaitu: 
1). Bangunan utama
2). Jaringan pembawa dan kelengkapan bangunannya
3). Saluran pembuang
4). Petak tersier. 

1). Bangunan Utama
Bangunan-bangunan utama (head works) dimana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk. Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi. Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk ke saluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan muka air hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan meninggikan muka air tak mungkin.

2). Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari atas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.

3). Saluran Pembuang
Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.

4). Petak Tersier
Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.

B. BANGUNAN IRIGASI
Mengenal Sistem Jaringan dan Bangunan Irigasi
Sumber : Google.com
Bangunan - Bangunan Irigasi yaitu : 
1). Bangunan Bagi dan Sadap 
Bangunan bagi terletak di saluran primer dan sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran atau lebih. Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran tersier penerima. Bangunan bagi dan sadap mungkin digabung menjadi satu rangkaian bangunan. Boks-boks bagi di saluran tersier membagi aliran untuk dua saluran atau lebih (tersier, subtersier, dan/atau kuarter).

2). Bangunan Pengukur dan Pengatur
Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer, di cabang saluran jaringan primer dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan alat ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur aliran atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah (underrflow). Beberapa dari alat-alat pengukur dapat juga dipakai untuk mengatur aliran air.

3). Bangunan Pelengkap
  1. Tanggul-tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang berasal dari sungai, saluran pembuang yang besar atau laut. Pada umumnya tanggul diperlukan di sepanjang sungai sebelah hulu bending atau di sepanjang saluran primer
  2. Pintu bangunan di saluran biasanya dibuat dari baja. Dalam standar bangunan irigasi diberi detail-detail lengkap mengenai ukuran dan tipe standar pintu. Adapun tipe-tipe pintu standar adalah sebagai berikut : 1). Pintu Gerak; 2). Pintu Crump de Gruyter; 3). Pintu Sorong.
  3. Fasilitas-fasilitas eksploitasi, diperlukan untuk eksploitasi jaringan irigasi secara efektif dan aman. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi : kantor-kantor di lapangan, bengkel, jaringan komunikasi, papan eksploitasi, dan sebagainya.
  4. Bangunan-bangunan pelengkap yang dibuat sepanjang saluran, meliputi :
    • Pagar, rel pengaman, dan sebagainya, guna memberikan pengaman sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat.
    • Kisi-kisi penyaring untuk mencegah tersumbatnya bangunan sipon dan gorong-gorong panjang oleh benda-benda yang hanyut.
    • Jembatan-jembatan untuk keperluan penyebrangan bagi petani atau penduduk.
Untuk mengetahui tentang peran teknik sipil dalam bidang irigasi, bisa di baca dalam artikel yang ini Irigasi Bagi Teknik Sipil




Jefri Harjawinata tanggal : April 16, 2019 1 komentar
Berbagi

Penyebab Kerusakan Jalan Aspal


Kegagalan konstruksi yang mengakibatkan perkerasan jalan gagal adalah hal yang mungkin terjadi di setiap kegiatan konstruksi. Bahkan hal ini sudah dicantumkan dalam undang-undang No.19 tahun 1990 tentang jasa kontruksi yang mensyaratkan agar kegagalan bangunan dimasukkan didalam kontrak agar bisa menjaga asas keadilan. Faktor penyebab kegagalan konstruksi ini pada dasarnya sangatlah luas tergantung aspek yang dilihat. Mulai dari pelaksanaan proyek yang tidak benar, sistem pengawasan, kerusakan peralatan, instalasi produksi tidak tepat, gangguan selama proyek hingga berbagai faktor alam yang menyebabkan kerusakan jalan. 
Bentuk dan penyebab kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan bentuknya pun sangat beragam, mulai dari retak-retak (cracking), berlubang (pothole), bergelombang (corrugation) hingga membentuk alur cekungan jejak roda kendaraan (rutting) dan genangan aspal di permukaan jalan (bleeding). Maka, apa saja faktor - faktor penyebab kerusakan jalan? mari kita bahas bersama rekan - rekan sipil sekalian. 

1. Kadar Aspal Tidak Sesuai Job Mix Formula (JMF)
Job Mix Formula (JMF) adalah komposisi material penyusun aggregat aspal yang dibuat di laboratorium sebelum pelaksanaan lapangan dimulai. JMF ini dijadikan acuan untuk pekerjaan aggregat aspal di lapangan. Jika dalam JMF menyebutkan kadar aspal yang harus dipakai minimal 6,2% maka kadar aspal yang digunakan di lapangan haruslah minimal atau lebih dari 6,2% juga. JMF ini tidak paten selama proyek melainkan bisa berubah sesuai kondisi lapangan dan harus di setujui oleh Konsultan pengawas. Sebagai kontraktor tidak boleh merubah kadar aspal di lapangan kecuali JMF juga ikut berubah. 
Apabila kadar aspal yang digunakan di lapangan lebih kecil dibanding kadar aspal di JMF akan berakibat fatal pada mutu aggregat aspal di lapangan. Hal itu disebabkan daya rekat dan fleksibilitas akan menjadi tidak maksimal. Hasilnya setelah pengaspalan selesai jalan akan menjadi retak rambut. Jika terjadi retak rambut maka air hujan akan masuk ke struktur di bawahnya. Jika dibiarkan terus air akan merusak struktur bawahnya dan merusak jalan tersebut.

Solusi untuk mengatasi jalan aspal yang sudah retak adalah dengan patching atau memotong dan mengambil sebagian aggregat aspal yang rusak. Kemudian diganti dengan aggregat aspal yang baru.

2. Suhu Penghamparan Aspal di lapangan Tidak Sesuai Spesifikasi. 
Salah satu penyebab kerusakan aspal yang sering terjadi adalah aggregat aspal sudah dingin ketika sampai di lapangan. Alasannya adalah jarak AMP (Asphalt mixing plant) dengan lokasi pengaspalan terlalu jauh. Namun alasan itu tidak bisa dibenarkan karena kontraktor terikat dengan spesifikasi dan kontrak. Lalu berapa sih suhu penghamparan aspal yang benar?
Suhu aspal yang normal pada saat dituangkan di asphalt finisher adalah 135-150ㅇ c. Biasanya sebelum dihamparkan akan diperiksa terlebih dahulu menggunakan termometer. Apabila suhu aspal menjadi dingin dan kurang dari suhu yang diisyaratkan maka aggregat aspal menjadi keras menggumpal. Aggregat aspal yang menggumpal akan menyebabkan aggregat aspal susah dipadatkan sehingga density aspal menjadi berkurang. 
Apabila dipaksakan tetap dihampar maka dalam waktu beberapa minggu setelah pengaspalan, jalan akan cepat rusak karena tidak homogen lagi.

3. Tanah Timbunan Belum Padat.
Apabila tanah timbunan belum padat sebaiknya jangan terburu - buru untuk menimpa dengan lapis pondasi. Walaupun campuran lapis pondasi menggunakan material yang sangat baik, jika terjadi penurunan tanah dasar akan terjadi kerusakan parah.

4. Pengaspalan dilakukan Saat LPA dan LPB Belum Kuat.
LPA adalah lapis pondasi atas yang terletak tepat di bawah aggregat aspal sedangkan LPB adalah lapis pondasi bawah yang terletak di bawah LPA dan diatas tanah dasar. 
Seringkali dalam pelaksanaan di lapangan lebih mengutamakan percepatan tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan. Karena alasan percepatan LPA atau LPB yang belum keras langsung ditimpa dengan aggregat aspal. Hal ini akan berakibat sangat fatal karena apabila pondasi jalan rusak struktur di atasnya akan ikut rusak. Ini adalah salah satu penyebab kerusakan aggregat aspal yang sering terjadi. Biasanya kerusakan yang terjadi akan membentuk sebuah kubangan berisi air. 

Solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kerusakan ini adalah dengan mengganti semua lapis pondasi dan dilakukan pengaspalan ulang. Semakin banyak kerusakan tentunya akan menyebabkan kerugian pada kontraktor. Oleh karena itu perlunya kehati-hatian dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.  

5. Jumlah Passing Pemadatan Kurang
Faktor penyebab lainnya terjadi kerusakan pada jalan aspal adalah kurangnya pemadatan menggunakan alat berat. Pemadatan aspal biasa menggunakan 2 alat yaitu tandem roller dan PTR (pneumatic tire roller).
Jumlah passing pemadatan aspal memang tiap proyek berbeda-beda namun biasanya dilakukan uji trial terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah passing. Hasil uji trial tersebut dijadikan acuan untuk pekerjaan di lapangan. Apabila jumlah passing di lapangan lebih sedikit dari saat trial maka tingkat kepadatan berkurang (density). Seperti yang diketahui density minimal sesuai spesifikasi adalah 98%. Jika kurang dari itu akan dikhawatirkan lapisan air tidak 100% kedap air. Air akan masuk ke struktur pondasi dan lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan aspal. 

6. Komposisi Abu Batu 
Banyak orang yang sering mengabaikan peranan material abu batu ini. Padahal dalam campuran aggregat aspal abu batu sangat membantu dalam kerekatan. Faktor ini juga akan menentukan tingkat kepadatan dan kelenturan aggregat aspal. Pada campuran aspal AC-WC akan membutuhkan abu batu lebih banyak dibandingkan AC-BC karena lapisan AC-WC harus lebih rapat dan kedap terhadap air.
Metode pekerjaan jalan yang baik dan benar dapat dilihat di video dibawah ini : 
Jefri Harjawinata tanggal : April 16, 2019 0 komentar
Berbagi

Senin, 15 April 2019

Irigasi Bagi Teknik Sipil

Irigasi
Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai dari tumbuh sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali. Lantas mengapa orang Teknik Sipil mempelajari ilmu Irigasi ?

Coba perhatikan keterangan ini rekan - rekan sekalian :  Irigasi merupakan usaha untuk mendatangkan air dengan membuat bangunan dan jaringan berupa saluran - saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-bagikan air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang teratur dan membuang air yang tidak diperlukannya lagi, setelah air itu digunakan dengan sebaik-baiknya.
Apakah rekan  - rekan sekalian bisa melihat apa fungsi dari orang teknik sipil dalam proses irigasi ? Ya, fungsi kita adalah sebagai penyedia jasa yang digunakan untuk membuat bangunan dan merencakan jaringan irigasi termasuk memfasilitasi segala hal yang berhubungan dengan jaringan irigasi agar tujuan dari irigasi untuk mengairi sawah dan ladang bisa tercapai. maka, sangatlah penting bagi kita orang sipil, untuk memahami ilmu irigasi. Lantas, Apa saja jenis - jenis irigasi ? 
Irigasi
Sumber : Google.com
A. Jenis – Jenis Irigasi
1). Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 - 15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.

2). Irigasi Lokal  adalah  cara air distribusikan dengan menggunakan pipa. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

3). Irigasi Penyemprotan adalah irigasi yang biasanya menggunakan cara penyemprotan air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

4). Irigasi dengan menggunakan pompa air. Air diambil dari sumur dan dinaikkan menggunakan pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

5). Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi. Negara Afrika yang dikenal sebagai daerah yang kering menggunakan sistem ini. Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu: irigasi tetes (drip irrigation), irigasi curah (sprinkler irrigation), irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).
Irigasi
Sumber : Google.com
B. Apa Tujuan Irigasi
Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki tujuan lain, yaitu :
1). Memupuk atau merabuk tanah.  Air sungai juga memiliki zat – zat yang baik untuk tanaman.
2). Membilas air kotor. Biasanya ini didapat di perkotaan. Saluran – saluran di daerah perkotaan banyak sekali terdapat kotoran yang akan mengendap apabila dibiarkan, sehingga perlu dilakukan pembilasan.
3). Kultamase ini hanya dapat dilakukan bila air yang mengalir banyak mengandung mineral, material kasar. Karena material ini akan mengendap bila kecepatan air tidak mencukupi untuk memindahkan material tersebut.
4). Memberantas hama, Gangguan hama pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan ulat dapat diberantas dengan cara menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai batas tertentu.
5). Mengatur suhu tanah, Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
6). Membersihkan tanah, Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan ketempat pembuangan.
7). Mempertinggi permukaan air tanah. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dinding-dinding saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.

Jefri Harjawinata tanggal : April 15, 2019 0 komentar
Berbagi

Kamis, 11 April 2019

Pengadaan Langsung Papua 1 Milyar

Sumber : Google.com
Mendengar tentang Pengadaan Barang dan Jasa, pasti sudah tidak asing lagi bagi para pelaku jasa konstruksi dan jasa konsultansi. Berkat peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa secara online ini, maka semua pekerjaan pemerintah dapat kita ikuti dan pantau secara transparan pada situs web pemerintah yang khusus menawarkan pekerjaan - pekerjaan pemerintah misalnya LPSE.LKPP.GO.ID. Tujuan dari Pengadaan barang dan jasa secara online ini salah satunya adalah untuk menghilangkan praktek Korupsi atau Pungli antara pihak Owner dengan penyedia Jasa Konstruksi maupun Jasa Konsultansi. 

Pengadaan merupakan proses kegiatan untuk pemenuhan atau penyediaan kebutuhan dan pasokan barang atau jasa di bawah kontrak atau pembelian langsung untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Pengadaan dapat mempengaruhi keseluruhan proses arus barang karena merupakan bagian penting dalam proses tersebut. Pengadaan dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu : 
Sumber : Google.com

1. Pengadaan Barang
Barang publik adalah barang yang pengunaannya terkait dengan kepentingan masyarakat banyak baik secara berkelompok maupun secara umum, sedangkan barang privat merupakan barang yang hanya digunakan secara individual atau kelompok tertentu.

2. Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. (Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).

3. Jasa Konsultasi
Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya polah pikir (brainware). Apapun produk dari pengadaan jasa konsultasi namun pada intinya jasa konsultansi memerlukan keahlian tenaga ahli dari berbagai bidang keilmuan sesuai dengan bidang jasa yang dibutuhkan.

4. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.

Hampir sebagian besar Provinsi dan Kabupaten di Indonesia sudah menjalankan Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018. Provinsi Papua dan Papua Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sudah menerapkan Pengadaan Barang dan Jasa secara online. Namun ada hal yang menarik pada pengadaan barang dan jasa yang berada di Papua dan Papua Barat yaitu Nilai Pengadaan Langsung yang lebih besar dibandingkan Provinsi lainnya.
(Perpres No 84 Tahun 2012)

Misalnya Perpres No 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Langsung di Provinsi Papua dan Papua Barat awalnya  paling tinggi hanya senilai Rp 500 Juta Rupiah yang diperuntukan kepada OAP (Orang Asli Papua) Namun Perpres terbaru yaitu  Perpres Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Kesehjahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, tertanggal 22 Maret 2019 berisi peraturan terbaru tentang besaran Nilai Pengadaan Langsung yaitu sebesar Rp. 1 Milyar untuk OAP. Dengan adanya Perpres ini maka untuk Proyek Penunjukan Langsung untuk OAP (Orang Asli Papua) senilai Rp. 1 Milyar ke bawah. Untuk nilai  Rp. 1 - 2,5 Milyar Lelang tapi yang ikut hanya OAP dan untuk perencanaan Rp 200 Juta wajib diberikan untuk OAP. 
(Perpres No 17 Tahun 2019)
Semoga dengan Peraturan Presiden terbaru ini bisa mendorong rekan - rekan kita di Papua dan Papua Barat untuk memiliki daya saing yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan Percepatan dan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat. 

Jefri Harjawinata tanggal : April 11, 2019 0 komentar
Berbagi

Rabu, 10 April 2019

Pilih Tenaga Borongan Atau Harian?

Pilih Tenaga Borongan Atau Harian?

Dalam suatu pekerjaan konstruksi apapun itu, pasti kita membutuhkan tenaga kerja. Dalam memilih tenaga kerja juga tentu kita perlu cermat agar hasil pekerjaan kita memuaskan dan biaya yang dikeluarkan tidak membengkak. Selain itu dalam memberikan upah kepada tenaga kerja tentu kita harus lebih teliti khususnya dalam memilih sistem pembayaran upah seperti apa yang akan kita gunakan.

Ada dua macam sistem pembayaran upah yang sering digunakan didalam suatu pekerjaan konstruksi yaitu Sistem Harian dan Sistem Borongan. Kedua sistem ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing, maka perlu kita ketahui sistem mana yang paling cocok untuk kita gunakan dalam sistem pembayaran upah kerja. 

SISTEM HARIAN
Pada Sistem Harian, kita akan memberikan upah kepada tenaga kerja atau tukang dihitung harian. Kelebihan dari sistem harian ini adalah cocok digunakan untuk pekerjaan berskala kecil seperti penggantian keramik, pengecetan, pemasangan pintu dan jendela atau pekerjaan - pekerjaan skala kecil yang lainnya. Apabila kita tidak cocok dengan hasil pekerjaan dari tukang/pekerja maka kita bisa segera memutuskan pekerjaan tersebut dengan tukang tersebut. 
Kekurangan dalam Sistem Harian adalah kita harus setiap hari mengawasi terus pekerjaan dari tukang tersebut karena apabila tidak diawasi maka kemungkinan tukang tersebut akan mengulur waktu pekerjaan agar pekerjaan lebih lama selesai dan dia bisa mendapatkan upah kerja lebih banyak. 
Saran dari saya sewaktu anda akan menggunakan sistem tenaga harian maka terlebih dahulu tanyakan kepada tukang tersebut, BERAPA LAMA dia bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut? apabila menurut anda terlalu lama waktu yang dia minta maka anda perlu melakukan negosiasi waktu dan upah harian yang akan anda berikan kepadanya. Tujuan negosiasi ini adalah anda jadi punya perkiraan harga dan waktu yang akan digunakan. 
Pilih Tenaga Borongan Atau Harian?
Sumber : Google.com
SISTEM BORONGAN
Sistem Borongan adalah dimana kita menyerahkan sebagian atau sepenuhnya pekerjaan kepada mandor/tukang.Sistem borongan dibagi menjadi dua sistem lagi yaitu : 
1. Sistem Borongan Tenaga
Pada sistem borongan tenaga ini, kita hanya akan membayar Tenaga/Orang yang digunakan dalam pekerjaan tersebut. Jadi disini, kepala tukang atau mandor akan menyediakan tenaga atau orang - orang yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut hingga selesai, dan kita hanya perlu membayarkan tenaga mereka sedangkan semua kebutuhan material atau bahan sekecil apapun itu, menjadi tanggung jawab kita.

2. Sistem Borongan Tenaga dan Material (Penuh)
Pada sistem borongan Tenaga dan Material ini, kita akan membayarkan penuh kepada mandor atau tukang yaitu upah tenaga dan upah material. Jadi disini, kita akan melakukan negosiasi terlebih dahulu soal berapa upah yang diminta untuk membayar tenaga kerja dan belanja material. Biasanya sebelum memutuskan harga, mandor/tukang akan melihat jenis pekerjaan dan material yang akan digunakan jadi kita harus memiliki gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. 

Kelebihan dari sistem borongan adalah kita tidak perlu setiap hari mengawasi pekerjaan tersebut, karena pekerjaan sudah menjadi tanggung jawab dari mandor/tukang dan kelebihan lainnya adalah pekerjaan bisa lebih cepat selesai. Sedangkan kekurangan dari sistem borongan ini adalah pekerjaan yang bisa saja tidak rapi karena mandor ingin cepat - cepat menyelesaikan pekerjaannya dan hal lain lagi yang perlu di jaga adalah mandor yang tidak tanggung jawab pekerjaannya hingga selesai padahal kita sudah membayarkan upah yang disepakati. 

Untuk contoh perhitungannya, rekan - rekan sekalian bisa lihat video dibawah ini :

Jefri Harjawinata tanggal : April 10, 2019 0 komentar
Berbagi

Senin, 08 April 2019

Cara Input Gambar ke Autocad

Sering kali kita membutuhkan gambar, foto, atau logo untuk di masukkan kedalam file kerja gambar autocad kita. Berikut adalah salah satu cara yang bisa kita gunakan untuk insert image ke autocad.

1. Masukan Gambar di Paint

2. Block seluruh gambar (CTRL+A)
3. Copy Gambar (CTRL+C)
4. Buka Autocad

5.  Ke bagian Edit dan Pilih Paste Special
6. Pilihan ikuti sesuai di gambar dibawah, kemudian pilih OK


7. Gambar kemudian akan masuk ke autocad dan atur ukurannya sesuai keinginan.

Untuk lebih jelasnya, bisa lihat tutorialnya youtubenya disini.



Jefri Harjawinata tanggal : April 08, 2019 0 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates