Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Minggu, 24 Maret 2019

Metode - Metode Perbaikan Tanah


Tanah adalah bagian yang penting ketika kita akan mendirikan suatu bangunan atau konstruksi, MENGAPA? karena tanah adalah tempat dari fondasi bangunan itu berpijak. Jika tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan itu tidak memiliki daya dukung yang tinggi atau tanah yang labil maka sekuat apapun konstruksi yang kita bangun, pasti tidak akan berguna karena akan hancur ketika tanah mengalami perubahan yang disebabkan oleh gempa ataupun perubahan bentuk dan sifat dari tanah itu sendiri. 
Maka sangat penting bagi kita, untuk mengetahui metode - metode apa saja yang biasa digunakan dalam bidang sipil khususnya untuk memperbaiki tanah yang labil menjadi tanah yang memiliki daya dukung tinggi, memenuhi spesifikasi teknik, aman dan layak untuk didirikan sebuah bangunan. Secara garis besar, perbaikan tanah dibagi menjadi dua metode yaitu : 1) Perbaikan tanah secara tradisional dan ke 2) Perbaikan tanah dengan cara yang mekanis atau maju. Mari kita bahas kawan - kawan sekalian. 

Metode Perbaikan Tanah Secara Tradisional ialah dengan cara memberikan pupuk organik dalam peningkatan kesuburan tanah, melalui pembentukan agregat yang lebih stabil, aerasi dan drainase tanah yang baik. Infiltrasi air hujan ke dalam tanah dapat berlangsung sangat baik, sehingga run-off berkurang yang pada gilirannya juga akan mengurangi erosi. Bahan organik tanah juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capcity), sehingga jumlah air tersedia bagi tanaman juga meningkat.
Pengolahan tanah secara tradisional berkaitan juga dengan kegiatan lain seperti penyebaran benih (penanaman bibit), perlindungan tanaman dan panen. Berkaitan dengan sejarah pengolahan tanah maka perkembangan dalam tujuan serta metode pengolahan tanahnya diikuti pula dengan perkembangan disain peralatan baik dari segi bahan maupun alatnya (misalnya : alat bajak sawah).

Perbaikan Tanah yang Maju atau secara mekanis disebut juga perbaikan tanah dengan enersi. Umumnya dilakukan terhadap tanah timbunan. Jenis tanah dapat berupa tanah berbutir halus maupun berbutir kasar. Pemadatan dapat dilakukan dengan cara :
a. Gilasan
b. Tumbukan
c. Getaran
d. Kombinasi a-c dan b-c
Energi gilasan, tumbukan dan getaran berperan mendorong udara dan air tanah dari rongga atau pori-pori tanah, sekaligus memampatkan rongga menjadi semakin kecil, proses memampatkan tanah juga merubah susunan butiran menjadi lebih kompak. Cara gilasan dan tumbukan sangat cocok untuk tanah kohesif (berbutir halus), sedangkan cara gilasan dan getaran cocok untuk tanah non-kohesif (berbutir kasar). Alat pemadat kombinasi gilasan dan getaran yaitu Smoot wheel roller, cocok untuk tanah berbutri kasar. Sedangkan Pneumatic rubber tired roller cocok untuk tanah berbutir kasar maupun halus.
Berikut ini adalah usaha - usaha yang dilakukan dalam perbaikan tanah, antara lain adalah : 
1. Beton Pra cetak 
Sumber : Google.com
Beton pra cetak merupakan bahan beton yang telah dibuat di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan. Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era ini, selain itu juga praktis dan bermanfaatnya juga berdampak pada lingkungan serta mampu menghemat biaya konstruksi bangunan.

2. Serat Buatan atau Geotekstil

Sumber : Google.com
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu :
a). Untuk memperkuat tanah lunak.
b). Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
c). Sebagai lapangan pemisah, penyaring drainase dan sebagai lapisan pelindung.
Jenis geotekstil dibagi menjadi 2 yaitu Woven Geotextile (Anyaman) dan Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam). Pengunaan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga deformasi dapat dikontrol dengan baik. Sedangkan pada Non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotekstil tidak terarah, sehingga apabila dibebani maka akan terjadi deformasi yang sangat besar dan sulit dikontrol.

3. Menggunakan Alat Berat

Sumber : Google.com
Alat Berat atau Heavy Equipment adalah alat bantu yang digunakan oleh manusia untuk mengerjakan pekerjaan berat atau susah untuk dikerjakan dengan tenaga manusia / membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Di Indonesia sendiri, kita banyak mengenal berbagai tipe alat berat, namun pada dasarnya tipe alat berat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a). Loading equipment adalah alat yang digunakan untuk menggali, mengangkat material dari sumbernya ke unit pembawa material, yang jenisnya antara lain adalah hydraulic shovel, hydraulic excavator, wheel type loader dan track type loader.
b). Heavy support equipment adalah spare part alat berat atau alat berat yang digunakan sebagai sarana pendukung disekitar loading area, dumping area maupun area perjalanan dari loading hingga dumping area. Jenisnya yaitu track type tracktor / dozer, motor grader, wheel type tracktor / wheel dozer dan asphalt compactor.
c). Lifting equipment adalah alat berat yang digunakan sebagai alat pengangkat dengan berbagai jenis berat beban maksimal yang mampu diangkat oleh alat tersebut. Jenisnya : telescopic handler, pipelayer dan forklift.
d). Hauling equipment adalah alat berat yang digunakan sebagai alat pemindah material dari loading area. Jenisnya : off hihway truck, articulated dump truck dan scraper.
e). Drilling machine adalah spare part alat berat atau alat berat yang digunakan sebagai pengebor untuk membuat lubang yang akan digunakan sebagai tempat meletakkan bahan peledak untuk diledakkan. Dalam system pengeboran ini biasanya sebuah perusahaan blasting menggunakan air compressor yang dirakit dengan attachment bor untuk pelaksanaan kegiatan drilling.

4. Penggunaan Bahan Kimia

Sumber : Google.com

Sumber : Google.com

Usaha perbaikan tanah secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur tanah asli dengan bahan stabilitator yang dipakai harus memenuhi keriteria seperti dapat tercampur dengan tanah asli, dapat dipadatkan dengan baik, mudah dikerjakan dan mudah didapat, serta ekonomis.
Ada beberapa bahan stabilitator tanah antara lain adalah stabilisasi tanah dengan semen yang dapat diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang telah dihancurkan, semen dan air. Kemudian dipadakan sehingga menghasilkan suatu material baru yang disebut Tanah-Semen (Soil Cement), dimana kekuatan karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk pekerjaan jalan, pondasi bangunan dan jalan, aliran sungai dan lain-lain.

5. Penyedotan atau Dewatering.
Sumber : Google.com

Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah selama konstruksi berlangsung, selain itu juga diperuntukkan pencegahan kelongsoran akibat adanya aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan :
a.  Thickening merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%).
b.  Filtrasi adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
c.  Drying adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

Tujuan diadakannya proses dewatering antara lain adalah untuk :
-  Mencegah rembesan.
-  Memperbaiki kestabilan tanah.
-  Mencegah pengembungan tanah.
-  Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar.
-  Pengeringan lubang galian.
-  Mengurangi tekanan lateral.

Selain itu, terdapat faktor penentu dalam pemilihan dewatering antara lain :
-  Sifat tanah.
-  Ait tanah.
-  Ukuran dalam galian.
-  Daya dukung tanah.
-  Kedalam dan tipe pondasi.
-  Desain dan fungsi dari struktur.
-  Rencana pekerjaan.
Keuntungan dari proses dewatering ini adalah muka air tanah menurun, longsor berkurang, lereng lebih curam dan tekanan tanah berkurang. Sedangkan kerugiannya yaitu mata air sekeliling turun dan permukaan tanah turun.





Jefri Harjawinata tanggal : Maret 24, 2019 3 komentar
Berbagi

Rabu, 20 Maret 2019

Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton

Haahh...... Beton Bertulang BAMBU? Emangnya kuat ? Terus gimana cara kerjakannya ? Itulah yang pertama kali terbesit dalam pikiran saya, gimana dengan kalian kawan - kawan.

Jika biasanya beton di kombinasikan dengan besi maka kita sering menyebutnya sebagai Beton Bertulang dan ini adalah jenis material yang sudah sangat terkenal karena sering digunakan dan memiliki kekuatan yang sangat baik sehingga sangat banyak digunakan dalam dunia konstruksi. 
Tapi kali ini kita mau bahas tentang material yang digunakan sebagai alternatif pengganti tulangan besi yaitu BAMBU.
Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton, Bisakah?
Sumber : Google.com
Sebenarnya penggunaan material bambu sebagai pengganti besi, sudah dilakukan penelitian oleh beberapa pakar bidang Teknik Sipil di Indonesia. Misalnya yang pernah di lakukan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS dari Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB). Menurut beliau, material bambu memiliki kekuatan yang sejajar serat yang tinggi namun kekuatan tegak lurus seratnya rendah, karena itu, bambu akan terkesan reot ketika dimanfaatkan untuk konstruksi. 

Jika umumnya masyarakat hanya menggunakan bambu sebagai perancah, namun ibu Sri menggunakan material bambu ini sebagai konstruksi utama pengganti besi yang digunakan untuk membuat balok, kolom, plat lantai untuk bangunan rumah dua lantai miliknya. wah salut dengan beliau ya.... tidak hanya teori saja yang hebat tetapi beliau juga mempraktekan hasil penelitiannya pada rumahnya sendiri. 

Sekarang mari kita lihat apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan bambu sebagai pengganti tulangan besi.
Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton, Bisakah?
Sumber : Google.com
A. Kelebihan Bambu Sebagai Pengganti Tulangan Besi.

Bambu Mudah Didapatkan dan Murah
Bambu bisa ditanam dan pertumbuhannya cepat sehingga dalam waktu lima tahun bambu sudah bisa dipanen sementara baja harus dibuat di pabrik dan membutuhkan energi dalam jumlah besar dan dalam satu kali produksi, hanya sedikit besi yang bisa dihasilkan. Namun, perlu dipertimbangkan juga apabila menggunakan bambu dalam jumlah besar, bagaimana dengan ekosistem alam dan kebutuhan bambunya apakah akan mencukupi atau tidak.

Bambu Lebih Tahan Gempa
Karena sifat material bambu yang membuatnya terlihat reot ini, maka membuat banyak orang berpikir bahwa material ini sangat berbahaya jika terkena goncangan seperti gempa, namun ternyata pandangan seperti ini tidak selalu benar ya. Karena konstruksi yang daktail dan dapat berdeformasi dengan baik justru lebih aman saat terjadi goncangan dibandingkan dengan bangunan yang kaku atau getas.

B. Kekurangan Bambu Sebagai Pengganti Tulangan Besi

Bambu Menyerap Air
Bambu adalah bahan yang mudah menyerap air, maka dalam penggunaannya sebagai pengganti tulangan besi dalam pembuatan beton, tentu air yang digunakan dalam campuran beton akan diserap oleh bambu yang kemudian membuat bambu menjadi gemuk dan bisa menyebabkan cracking nantinya pada beton.

Bambu Mudah Rusak atau Tidak Awet
Bambu juga adalah bahan yang mudah mengalami kerusakan sama seperti kayu. Maka perlu dilakukan perawatan dan pengawetan terlebih dahulu sebelum bambu digunakan. Hal ini gunakan untuk menghindari perusakan bambu oleh rayap dan rusaknya bambu akibat kadar air berlebih di dalam bambu.

Permukaan Bambu Licin
Permukaan bambu yang licin membuat bambu sulit untuk berikatan dengan campuran beton. maka dalam penggunaan bambu sebagai tulangan, perlu di lapisi dengan cat dan di berikan taburan pasir pada permukaannya sehingga permukaan bambu menjadi lebih kasar dan lengket sehingga dapat saling mengikat dengan campuran beton.
Bambu Sebagai Pengganti Besi Beton, Bisakah?
Sumber : Google.com



Jefri Harjawinata tanggal : Maret 20, 2019 13 komentar
Berbagi

Minggu, 17 Maret 2019

Pengertian Fondasi Raft atau Fondasi Rakit

Salam Civil Engineer !! Kali ini kita mau bahas tentang salah satu jenis pondasi dangkal yaitu 'Raft Foundation' atau lebih kita kenal dengan 'Pondasi Rakit'.

Fondasi rakit adalah salah satu jenis fondasi dangkal berbentuk seperti rakit yang terbuat dari plat beton bertulang. Fondasi rakit ini biasa menjadi pilihan apabila daya dukung tanah rendah atau kecil sehingga tidak memungkinkan membuat bangunan atau konstruksi yang besar diatasnya.

Pondasi raft, pondasi rakit
Sumber : Google.com
Biasanya apabila daya dukung tanah kecil maka para engineer akan beralih ke penggunaan pondasi dalam yang tentunya akan memakan biaya yang lebih besar. Namun sebenarnya pondasi rakit ini bisa menjadi alternatif pilihan apabila ingin membangun konstruksi besar dengan daya dukung tanah yang kecil. Penggunaan pondasi rakit lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan penulangan beton dibanding dengan penggunaan pondasi dalam. Selain itu dari segi Pelaksanaan, Pondasi rakit lebih praktis karena tidak memakan waktu yang lama dalam pekerjaannya dibandingkan pondasi dalam yang cenderung memakan waktu lebih lama untuk penggalian pondasi.
Pondasi raft, pondasi rakit
Sumber : Google.com
Pondasi Raft biasanya digunakan pada bangunan yang mempunyai basemen karena akan mengurangi resiko dari momen guling pada bangunan gedung bertingkat. Semakin tinggi suatu bangunan maka semakin besar momen guling yang terjadi sehingga untuk mengimbanginya didesain menggunakan lantai baseman atau pondasi dalam.  Pondasi rakit ini juga bisa kita temui sebagai pondasi yang digunakan untuk menopang tangki - tangki besar perusahaan atau bangunan bertingkat hingga 10 lantai.

Langkah pengerjaan pondasi rakit juga terbilang mudah. Berikut adalah langkah - langkah pengerjaan pondasi rakit : 
  1. Galian basemen sekaligus digunakan sebagai galian untuk pondasi rakit sehingga elevasi galian  mengikuti elevasi yang telah ditentukan konsultan dengan nilai CBR min 50%. dari luas bangunan. Apabila nilai CBR tidak memenuhi maka perlu dilakukan perbaikan tanah.
  2. Membuat lantai kerja
  3. Membuat dan merakit pembesian sesuai dengan gambar kerja
  4. Membuat bekisting dengan pasangan batako, sebagai dinding baseman.
  5. Memasang pembesian dengan sistem plat dua arah 
  6. Memasang pembesian untuk tulangan kolom dan dinding basemen
  7. Penyemprotan obat anti rayap
  8. Pengecekan pembesian sebelum pengecoran
  9. Pengecoran tiap - tiap bagian fondasi.
Kelebihan pondasi rakit selain ekonomis dari segi biaya dan efektif dari segi waktu pelaksanaan. Pondasi rakit juga sangat aman dari segi teknis yaitu apabila terjadi penurunan tanah maka seluruh pondasi akan turun bersama-sama karena menjadi satu kesatuan maka meminimalisir kerusakan bangunan atau minim resiko untuk membahayakan bangunan diatasnya. 
Berbeda dengan pondasi dalam yang cenderung dibuat pertitik pondasi, apabila terjadi penurunan pondasi di salah satu titik fondasi, maka akan mempengaruhi stabilitas dari bangunan diatasnya yang tentunya apabila terjadi penyaluran beban yang tidak merata akan menyebabkan bangunan collapse dan hancur.  

Namun Pondasi rakit juga bisa dikombinasikan dengan pondasi dalam apabila daya dukung tanah keras berada pada kedalaman yang jauh, tentunya pondasi ini akan sangat aman tapi perlu dipertimbangkan segi ekonomisnya juga ya.
Pondasi raft, pondasi rakit
Sumber  Google.com

Jefri Harjawinata tanggal : Maret 17, 2019 0 komentar
Berbagi

Selasa, 12 Maret 2019

Bronjong Apa Itu ?

Bronjong Apa Itu ? 

Jika kamu sudah pernah mengerjakan pekerjaan bronjong, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan apa itu bronjong atau sering disebut gabion. 
Bronjong adalah suatu konstruksi dasar dari bangunan maupun tanggul. Bronjong sering digunakan untuk mengatasi problem longsor akibat pergeseran tanah dan erosi akibat gerusan air. Bronjong umumnya dapat ditemukan pada tepi sungai maupun tebing yang kondisi tanahnya rawan terhadap longsor. 
Bronjong ini terbuat dari anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. kekuatan kawat baja ini sangat kuat sehingga membutuhkan mesin untuk menganyamnya. Ikatan yang dibuat juga menggunakan teknik khusus sehingga ikatan harus benar - benar kuat dan sulit untuk terlepas jadi bronjong bisa kuat dalam menahan erosi maupun longsor. 
Bentuk bronjong biasanya kotak seperti balok dan bagian dalamnya diisikan batu berukuran besar berfungsi untuk menahan pergerakan tanah dibelakannya. Berikut adalah gambar bronjong biar kamu lebih jelas ya...
Bronjong
Sumber : Google.com

Bronjong
Sumber : Google.com

Selain kawat baja galvanis tadi yang digunakan untuk menganyam bronjong, ada bahan lain lagi yang bisa digunakan sebagai alternatif yaitu kawat berlapis PVC. Biasanya kawat berlapis PVC ini digunakan untuk menambah estetika karena luarnya terlihat lebih menarik. 
Saya baca dibeberapa artikel juga katanya kawat yang dilapisi PVC ini lebih lebih unggul daripada kawat baja galvanis. misalnya kawat PVC memiliki dua lapisan yang lebih kuat dari galvanis dan juga tahan terhadap karat dan kadar asam yang tinggi. Berikut adalah hal - hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan Bronjong. 

Hal - Hal yang Perlu diperhatikan : 
1. Karakteristik kawat bronjong pabrikasi
Umumnya terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal. Spesifikasinya sebagai berikut. 
  • Kawat Anyaman Minimum 0,26 kg/m2
  • Kawat Tulangan Tepi 0,275 kg/m2
  • Kawat Pengikat 0,24 kg/m2
2. Heavy Galvanized dan Lapis PVC
  • Diameter Tulangan Tepi : 4,4 mm
  • Diameter Anyaman : 3,7 mm
  • Diameter Pengikat : 3,0 mm
  • Kuat Tarik Kawat : 41 - 51 kg/mm2
  • Perpanjangan Diameter : 12% (maksimum)
3. Anyaman
  • Harus Merata berbentuk segi enam
  • Bukaan lubang kira - kira 80 mm x 110 mm (Toleransi 10%)
  • Kuat tarik anyaman sebesar 42 - 50 kN/m.
  • Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat kerangka bronjong.
  • Teranyam dengan tiga lilitan.
4. Setiap bronjong kawat pabrikasi harus diberi sekat jarak 1 meter. Sekat harus disatukan dengan cara dililitkan ke kawat pengikat pada bagian dasar bronjong. 

Sekarang apa saja kelebihan atau keunggulan penggunaan kawat bronjong dibandingkan metode kerja yang lain : 
Bronjong
Sumber : Google.com

1. Keunggulan Penggunaan Bronjong.
  • Fleksibel. Walaupun diisi dengan batuan dan diikat dengan kawat, tapi bronjong tetap bersifat fleksibel atau tidak kaku sehingga lebih efektif sewaktu menahan gaya akibat pergerakan tanah dibelakangnya. 
  • Strukturnya yang berpori memungkinkan air didalam tanah bisa keluar dengan sendirinya dan mengurangi tekanan yang terjadi pada bronjong. 
  • Dari segi Harga, ternyata penggunaan bronjong lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan Penahan Tanah dari beton. 



Jefri Harjawinata tanggal : Maret 12, 2019 3 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates