Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Jumat, 05 Oktober 2018

Uji Kekuatan Beton dengan Hammer Test

Kita tentu sering menemukan ada banyak bangunan dengan konstruksi dari beton bertulang. Bahkan beberapa bangunan sudah memiliki umur yang panjang alias bisa dibilang bangunan monumen atau bersejarah. 
Semakin tua umur bangunan, tentu semakin berkurang juga kekuatan dari struktur bangunan itu sendiri misalnya adalah bangunan dengan konstruksi beton bertulang. Menurut teori kita tahu bahwa beton mencapai umur maksimalnya saat berumur 28 hari, namun setelah itu sebenarnya beton masih mengalami peningkatan kekuatan, hanya saja kenaikannya tidak terlalu signifikan. Namun seraya umur beton mencapai lebih dari 50 tahun, maka kekuatan beton akan menurun, bukan lagi meningkat. Lantas timbul pertanyaan, bagaimana dengan bangunan - bangunan dari beton bertulang yang masih ada sampai sekarang ? apakah masih aman konstruksinya ? Nah, mari kita cari tau caranya menjawab pertanyaan ini. 

Salah satu alat yang bisa kita gunakan untuk mengetahui kekuatan tekan beton adalah HAMMER TEST. Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Dengan  menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah. 
Hammer Test
Sumber foto : Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban berupa tumbukan pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah kalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis Hammer. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian - bagian tertentu dekat permukaan. 
Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudia dirata - ratakan British Standards (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 - 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm2. Secara umum alat ini bisa digunakan untuk memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur dan untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton. 
Hammer Test
Sumber foto : Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang

Kelebihan metode Hammer Test : 
  1. Murah 
  2. Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
  3. Mudah digunakan
  4. Tidak merusak objek
Kekurangan metode Hammer Test : 
  1. Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat - sifat dan jenis agretgat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama. 
  2. Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
  3. Tingkat keandalannya rendah
  4. Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan.

Pengumpulan data - data :
  1. Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
  2. Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
  3. Menentukan titik test.
    • Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak
    • balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak
    • pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak.
Pelaksanaan pengujian :

Hammer Test
Sumber foto : Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang
  1. letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
  2. Plunger ditekan secara perlahan - lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer.
  3. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.
  4. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
  5. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
    Hammer Test
    Sumber foto : Copyright PT. Hesa Laras Cemerlang
Jefri Harjawinata tanggal : Oktober 05, 2018 7 komentar
Berbagi

Rabu, 04 Juli 2018

Macam - Macam Bantalan Rel

Saya harap ketika sobat membaca artikel ini, minimal sobat sudah pernah lihat yang namanya kereta api ya atau mungkin kamu sendiri sudah pernah merasakan bagaimana rasanya naik kereta api, hehehe...... why i said like that ? karena tidak semua orang di negara kita Indonesia pernah melihat kereta api atau bahkan merasakan naik kereta api. 

Kereta api adalah salah satu transportasi massal yang banyak digunakan oleh masyarakat umum khususnya untuk menempuh perjalanan darat, baik itu untuk menempuh jarak yang dekat ataupun  yang jauh. Kereta api juga menjadi transportasi yang paling di sukai oleh masyarakat karena biayanya yang murah dan dapat menempuh perjalanan yang jauh dalam waktu yang singkat, seperti di negara - negara maju seperti Jepang, ada tuh kereta CEPAT yang dapat menempuh 581 Km/Jam, Luar biasa kan !!
Tetapi di artikel ini saya tidak membahas soal jenis kereta api, tapi saya mau cerita tentang salah satu bagian yang berada pada konstruksi jalan rel yaitu jenis - jenis atau macam - macam 'BANTALAN' rel. 

APA SIH BANTALAN REL ITU ??
Bantalan rel adalah landasan tempat rel bertumpu dan diikat dengan penambat rel, oleh karena itu harus cukup kuat untuk menahan beban kereta api yang berjalan di atas rel. Bantalan dipasang melintang rel pada jarak antara bantalan yang satu dengan lainnya sepanjang 0,6 meter (wikipedia.org)
Jenis Bantalan Rel
Sumber : Google.com

Gambar di atas adalah jenis - jenis dari bantalan rel. mari kita bahas jenis - jenis dari bantalan rel ini satu persatu.

JENIS BANTALAN REL
1. Bantalan Kayu
Bantalan kayu adalah jenis bantalan rel yang pertama kali di gunakan sebagai bantalan dalam konstruksi jalan rel  di bandingkan jenis bantalan lainnya. Biasanya bantalan kayu ini digunakan di jalan rel khususnya bagian jembatan karena kayu lebih elastis dari pada beton ataupun baja, jadi dengan menggunakan bantalan kayu, bisa mengurangi dampak getaran yang terjadi pada kereta api. Namun bantalan kayu ini juga punya kelemahan yaitu kelemahan yang umum terdapat pada bahan kayu seperti daya tahannya yang tidak terlalu lama terutama di daerah yang memiliki kelembapan dan curah hujan tinggi. Bantalan kayu yang tidak diawetkan dapat mencapai umur 3 - 15 tahun sedangkan bantalan kayu yang di awetkan dapat mencapai umur 25 - 40 tahun.
Bantalan Kayu

2. Bantalan Beton
Bantalan beton di buat dari beton bertulang prategang, dan pada bantalan beton ini juga sekaligus ditempatkan angker penambat. Keunggulan dari bantalan beton adalah daya tahan terhadap cuaca dibanding dengan bantalan kayu. Kelemahan dari bantalan beton adalah berat per unit dari bantalan itu sendiri sehingga dalam pelaksanaan pemasangan di lapangan akan sedikit membutuhkan upaya ekstra dengan menggunakan tenaga mekanis berupa alat berat khusus untuk pemasangan bantalan tersebut. Bantalan beton di perkirakan dapat mencapai umur pelayanan 60 tahun.
Bantalan Beton

3. Bantalan Plat Besi
Bantalan besi adalah jenis bantalan rel generasi kedua yang lebih awet setelah bantalan kayu. Bantalan besi memiliki kelebihan yaitu lebih awet di bandingkan bantalan kayu namun kekurangan dari bantalan plat besi ini adalah tidak dapat dipasang pada yang ter-elekrikfikasi maupun pada trek yang menggunakan persinyalan elektrik karena dapat mengganggu persinyalan pada lalu lintas kereta api. Bantalan Plat besi baja dapat mencapai umur pelayanan 45 tahun.
Bantalan Besi

4. Bantalan Slab
Adalah bantalan yang langsung menjadi satu dengan badan jalan yang dicor dalam bentuk slab. Pengerjaan harus sangat teliti untuk mendapatkan kualitas penggunaan yang nyaman.
Investasi untuk pembangunan lintasan dengan bantalan slab lebih besar dari bantalan beton atau baja, akan tetapi biaya perawatannya jauh lebih rendah. Tipe bantalan slab ini digunakan untuk membangun lintasan kereta api cepat, lintasan yang arus lalu lintas kereta apinya tinggi.
Bantalan slab beton
Sumber : Google.com




Jefri Harjawinata tanggal : Juli 04, 2018 0 komentar
Berbagi

Minggu, 24 Juni 2018

Keunggulan dan Kelemahan Angkutan Kereta Api

Gambar 1
Sumber : Google.com
KEUNGGULAN ANGKUTAN KA :

1. Moda angkutan jalan rel adalah tipe moda angkutan yang memungkinkan jangkauan pelayanan orang/barang dalam jarak pendek, sedang dan jauh dengan kapasitas yang besar (angkutan massal), tergantung pada keadaan topografi daerah yang memungkinkan untuk dilalui secara baik oleh kereta (Gambar 2).
Gambar 2
Sumber : Google.com
2. Pemakaian energi untuk transportasi menduduki peringkat tertinggi (40,58%) dibandingkan industri lainnya (Gambar 3). Ini menempatkan tingkat penggunaan BBM untuk industri jasa sangat signifikan. Penghematan energi/BBM di bidang industri jasa akan memberikan dampak perekonomian yang cukup tinggi terhadap pemakaian energi nasional di Indonesia. Angkutan kereta api memiliki potensi penggunaan energi/BBM yang relatif kecil, seperti pada Tabel 2.1, dihitung dalam pemindahan satu ton barang dengan perhitungan tenaga kuda. Terlihat bahwa kereta api memiliki kebutuhan energi yang relatif kecil, bahkan dengan dikembangkan tenaga penggerak baterai dari sumber listrik memungkinkan penggunaan yang hemat energi, terutama mengurangi penggunaan BBM. Efek dari penggunaan energi yang relatif kecil bila dibandingkan dengan besar kapasitas angkutnya yang dapat terlayani akan dapat memberikan kemungkinan biaya produksi aktivitas manusia semakin kecil. Gambar 4 menjelaskan perbandingan pemakaian BBM angkutan kereta api dan moda lainnya dengan parameter orang/liter BBM.
Gambar 3
Sumber : Google.com
Gambar 4
Sumber : Google.com
3. Keselamatan perjalanan akan lebih baik dibandingkan moda lainnya, karena mempunyai jalur (track) dan fasilitas terminal tersendiri, sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalu lintas non kereta api yang menjadikan sangat kecil terjadinya konflik dengan moda lainnya

4. Keandalan waktu cukup tinggi, karena selain mempunyai jalur tersendiri, kecepatan relatif lebih konstan, sehingga kemudahan dalam pengaturan dan risiko keterlambatan kecil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca.

5. Tingkat keandalan keselamatan perjalanan relatif tinggi, dapat sebagai angkutan wisata pada kawasan pariwisata (tourism trip).

6. Perkeretaapian merupakan angkutan yang ramah lingkungan, dengan emisi gas buang kecil dan pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik, memungkinkan sebagai moda angkutan yang mampu menjawab masalah lingkungan hidup manusia di masa datang.

7. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus, karena daya angkut besar, dan memiliki jalur sendiri, sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus dilaksanakan tanpa banyak memberikan dampak sosial. (misalnya, untuk Hankam, Pengiriman Sembako, Layanan Bahan Pabrik, dll.)

8. Kecepatan perjalanan KA bervariasi, dari kecepatan rendah hingga tinggi, misalnya dari KA berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA Levitasi Magnetik dengan kecepatan 400-600 km/jam.

9. Mempunyai aksebilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.

10. Biaya total variabel (biaya operasionalnya) perhitungan per hari cukup tinggi, namun biaya variabel dalam per ton tiap km sangat rendah (karena kapasitas angkut besar) dibandingkan dari perkembangan moda. Keuntungan lainnya : 
  • Memberikan pelayanan yang cepat
  • Barang-barang yang banyak dapat diangkut
  • Menawarkan akses yang baik sepanjang jalur itu. Rel KA dapat berfungsi sebagai magnet industri
  • Merupakan tipe transportasi yang bersih (relatif) Cocok untuk pengangkutan penumpang, murah, nyaman, aman, khususnya untuk jarak < 500 km
KEKURANGAN ANGKUTAN KA :

Meskipun demikian, dari beberapa keunggulan di atas masih terdapat aspek kelemahan angkutan perkeretaapian terutama pada aspek operasinya. Tabel di bawah menjelaskan beberapa aspek kelemahan pengoperasian moda angkutan kereta api terhadap angkutan lainnya, disamping itu masih terlihat beberapa aspek yang unggul seperti penentuan tarif dan penguasaan terminal.
Gambar 5
Sumber : Google.com

1. Memerlukan fasilitas infrastruktur khusus yang tidak bisa digunakan oleh moda angkutan lain, sebagai konsekuensinya perlu penyediaan alat angkut yang khusus (lokomotif dan gerbong).
2. Investasi yang dikeluarkan tinggi karena KA memerlukan sarana khusus.
3. Pelayanan jasa orang/barang hanya terbatas pada jalurnya (tidak door to door).
4. Teknologi sarana tinggi, sehingga tidak langsung dapat diterapkan pada jalur yang sudah ada.
5. Bila ada hambatan (kecelakaan) di jalur tersebut, maka tidak dapat segera dialihkan ke jalur lainnya.
6. Dapat menghambat perkembangan fisik kota, persilangan KA dan jalan raya dibatasi.
Kekurangan lainnya : 
a. Biaya operasional dan pemeliharaan tinggi
b. Untuk jarak yang dekat, biayanya tinggi
c. Pelayanan tidak fleksibel karena jalurnya tidak mudah dialihkan. Kalau akan mengubah jalur harus melalui stasiun
d. Rutenya tidak mudah dipindah misal harus memutar
e. Tidak dapat mengakomodasi muatan yang tak pantas.
f. Jalur yang sudah lama memberikan beban keruangan yang sangat besar
g. Mengganggu jenis transportasi yang lain misal jalan raya


Jefri Harjawinata tanggal : Juni 24, 2018 0 komentar
Berbagi

PELAKSANAAN PERKERASAN LENTUR / FLEXIBLE

A. Urutan Pengerjaan Lapis Permukaan Beton Aspal 

  • Tentunya Lapis Pondasi Atas (LPA) sudah selesai dikerjakan dan siap untuk di beri lapisan permukaannya. 
  • Tentukan lebar jalan yang akan diberi Lapisan Beton Aspal (LBA)
  • Lapisan permukaan LPA di semprot dengan menggunakan Air Compresor bertujuan untuk menyingkirkan debu pada bagian permukaan LPA. 
  • Permukaan LPA diberi lapisan aspal cair (Prime Coat) sebagai bahan ikat antara LPA dengan LBA
  • Beton Aspal panas disebarkan dengan alat asphalt power/finisher. Dalam hal ini temperatur campuran harus di perhatikan atau di cek temperatur dari Beton Aspal.
  • Pemadatan awal dengan menggunakan alat Smooth Steel Drum Roller (SSDR)
  • Pemadatan tengah dengan menggunakan alat Pneumatic Tire Rolling (PTR)
  • Pemadatan akhir dengan menggunakan alat SSDR
  • Kemudian beton aspal di biarkan dingin sampai suhunya sama dengan suhu udara sekitarnya. Biasanya sekitar 2 – 4 jam
  • Jalan siap di pakai dan di lalui kendaraan. 

No
Jenis Pekerjaan
Jenis Alat
Berat Alat (Ton)
Jumlah Lintasan
Temperatur Pengerjaan (C°)
Durasi Pengerjaan (Menit)
1
Pemadatan Awal
SSDR
± 8
2 – 4 Lintasan
135 awal – 120 akhir
3 – 6
2
Pemadatan Tengah
PTR
± 12 - 18
15 – 18 Lintasan
120 awal – 100 akhir
10 – 12
3
Pemadatan Akhir
SSDR
± 8
3 – 5 Lintasan
100 awal – 70 akhir
4 – 6
Catatan : Setiap Persayaratan tersebut mempunyai konsekuensi terhadap kualitas dari hasil pengerjaan lapis permukaan tersebut. Sebagai contoh, Jika jumlah lintasan tidak sesuai, maka kepadatan tidak sempurna dan jika temperatur rendah maka ikatan dan pemadatan tidak akan sempurna. Untuk video pelaksanaannya, boleh lihat dibawah ini

Jefri Harjawinata tanggal : Juni 24, 2018 0 komentar
Berbagi

Senin, 18 Juni 2018

Jenis - Jenis Sistem Struktur

Bagi orang teknik sipil, ilmu dasar yang wajib di pelajari adalah Analisis Struktur. Oleh sebab itu, kalau kamu kuliah jurusan teknik sipil, hukumnya wajib untuk belajar Analisis Struktur, bahkan sangking pentingnya belajar Analisis Struktur, sampai - sampai mata kuliah ini di bagi menjadi beberapa bagian, seperti yang kita kenal ada Analisis Struktur 1, Analisis Struktur 2, bahkan bisa sampai Analisis Struktur 4 loh, wwooowww..... !!
Tapi apakah kamu sudah tahu bahwa analisis struktur itu ada berbagai macam atau jenis sistem strukturya ?? Dan gimana sih bentuk nyatanya di lapangan ?? saya awalnya bingung juga kalau di suruh kerjain soal Analisis Struktur, dan di situ cuma ada gambar garis - garis lurus aja, terus di bilang sama dosennya ini balok, ini gedung, ini jembatan, ini blaa.... bllaa.... gambarnya seperti di bawah ini. 
Sumber : Google.com

Sumber : Google.com
Haduuhh....... saya pribadi tidak bisa membayangkan, dan bahkan awalnya saya tidak tahu sebenarnya apa sih yang saya hitung ini !! wkwkw.... Jadi, langsung aja nih kita bahas apa saja macam atau jenis sistem struktur dan bagaimana sih bentuknya di lapangan.

Dalam analisis struktur ada berbagai macam sistem struktur yaitu :
A. Sistem rangka batang 2 dimensi (plane truss system)
B. Sistem rangka batang 3 dimensi (space truss sytem)
C. Sistem portal 2 dimensi (plane frame sytem)
D. Sistem balok silang (grid sytem)
E. Sistem portal 3 dimensi (space frame sytem)
Berikut saya jelaskan apa saja itu sistem struktur yang di maksud di atas : 

A. Sistem rangka batang 2-dimensi (plane truss system)
Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang dirangkai dalam bidang datar, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan "sendi sempurna". Beban luar yang bekerja harus berada di titik-titik buhul(titik sambungan) dengan arah sembarang namun harus sebidang dengan bidang struktur tersebut. Posisi tumpuan, yang dapat berupa sendi atau rol, juga harus berada pada titik-titik buhul. Berdasarkan pertimbangan stabilitas struktur, bentuk dasar dari rangkaian batang-batang tersebut umumnya adalah berupa bentuk segitiga. Apabila semua persyaratan tersebut dipenuhi maka dapat dijamin bahwa semua elemen-elemen pembentuk sistem rangka batang 2 dimensi (plane truss system) tersebut hanya akan mengalami gaya aksial desak atau tarik.
Berbagai contoh struktur di lapangan yang dapat diidealisasikan menjadi sistem rangka batang 2 dimensi antara lain adalah : struktur kuda-kuda, penyangga atap bangunan dan struktur jembatan rangka. 
plane truss system
Sumber : Google.com 
B. Sistem rangka batang 3 dimensi ( space truss system)
Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang dirangkai dalam ruang 3-dimensi, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan "sendi sempurna". Beban luar yang bekerja harus berada di titik-titik buhul (titik sambungan) dengan arah sembarang dalam ruang 3 dimensi. Posisi tumpuan, yang lazimnya berupa sendi, juga harus berada pada titik-titik buhul. Berdasarkan pertimbangan stabilitas struktur, bentuk dasar dari rangkaian batang-batang tersebut umumnya adalah berupa bentuk segitiga. 
Apabila semua persyaratan tersebut dipenuhi maka dapat dijamin bahwa semua elemen-elemen pembentuk sistern rangka batang 3 dimensi (space truss system) tersebut hanya akan mengalami gaya aksial desak atau tarik
Berbagai contoh struktur di lapangan yang dapat diidealisasikan menjadi sistem rangka batang 3 dimensi antara lain adalah: struktur kuda-kuda penyangga atap bangunan yang relatif luas (misalnya stadion, convention hall, mall, dan hanggar pesawat terbang), struktur jembatan rangka berbentang panjang, menara-menara transmisi listrik tegangan tinggi, dan menara-menara telekomunikasi / pemancar televisi / radio.
Sistem rangka batang 3 dimensi
Sumber : Google.com
Sistem rangka batang 3 dimensi
Sumber : Google.com

C. Sistem portal 2 dimensi (plane frame sytem)
Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang dirangkai dalam bidang datar, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan "kaku sempurna" namun dapat berpindah tempat dalam bidang strukturnya dan dapat berputar dengan sumbu putar yang tegak lurus bidang struktur tersebut.
Beban luar yang bekerja boleh berada di titik-titik buhul maupun pada titik-titik disepanjang batang dengan arah sembarang namun harus sebidang dengan bidang struktur tersebut. Posisi tumpuan, yang dapat berupa jepit, sendi, atau rol, juga harus berada pada titik-titik buhul. Mengingat sambungan antar ujung-ujung batang adalah kaku sempurna yang dapat menjamin stabilitas elemen, maka sistem portal 2 dimensi ini meskipun lazimnya mendekati bentuk-bentuk segi-empat, namun pada prinsipnya boleh berbentuk sembarang dan tidak memerlukan bentuk dasar segitiga seperti halnya pada sistem rangka batang 2 dimensi. Elemen-elemen pembentuk sistem portal 2 dimensi (plane frame system) tersebut akan dapat mengalami gaya-gaya dalam (internal forces) berupa: gaya aksial (desak atau tarik), momen lentur (bending moment),dan gaya geser.
Berbagai contoh struktur di lapangan yang dapat diidealisasikan menjadi sistem portal 2 dimensi ( plane frame system) antara lain adalah: struktur portal-portal gedung berlantai banyak, struktur portal bangunan-bangunan industri/pabrik/gudang, dan jembatan-jembatan balok menerus statis tak tentu. Khusus pada sistem balok menerus,apabila beban yang bekerja, didominasi oleh gaya-gaya yang berarah tegak lurus sumbu batang, maka gaya aksial pada batang relatif kecil atau bahkan tidak terjadi, dan gaya-gaya dalam yang diperhitungkan dialami oleh elemen hanya berupa momen lentur dan gaya geser saja. 
Sistem portal 2 dimensi
Sumber : Google.com
D. Sistem balok silang (grid sytem)
Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang dirangkai dalarn bidang datar, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan "kaku sempurna" namun dapat berpindah tempat dalam arah tegak lurus bidang strukturnya, dan dapat berputar. Beban luar yang bekerja boleh berada di titik-titik buhul maupun pada titik-titik di sepanjang batang dengan arah harus tegak lurus terhadap bidang struktur tersebut. Posisi tumpuan, yang dapat berupa jepit atau sendi, juga harus berada pada titik - titik buhul. Mengingat sambungan antar ujung-ujung batang adalah kaku sempurna yang dapat menjamin stabilitas elemen, maka sistem balok silang ini meskipun lazimnya mendekati bentuk-bentuk segi empat, namun pada prinsipnya boleh berbentuk sembarang. Elemen-elemen pembentuk sistem balok silang (grid system) tersebut akan dapat mengalami gaya-gaya dalam (internal forces) berupa momen lentur (bending mornent), momen torsi(torsional moment) dan gaya geser.
Berbagai contoh struktur di lapangan yang dapat diidealisasikan menjadi sistem balok silang antara lain adalah : struktur penyangga lantai-lantai bangunan bertingkat banyak, struktur bangunan industri, struktur jembatan, dan struktur dermaga. 
grid sytem
Sumber : Google.com
E. Sistem portal 3-dimensi ( space frame system)
Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus (lazimnya prismatis) yang  dirangkai dalam ruang 3 dimensi, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan "kaku sempurna" namun dapat berpindah tempat dan berputar dalam ruang 3-dimensi. Beban luar yang bekerja boleh berada di titik-titik buhul maupun pada titik-titik di sepanjang batang dengan arah sembarang. Posisi tumpuan, yang dapat berupa jepit atau sendi, harus berada pada titik-titik buhul. Mengingat sambungan antar ujung-ujung batang adalah kaku sempurna yang dapat menjamin stabilitas elemen, maka sistem portal 3-dimensi ini meskipun lazimnya mendekati bentuk-bentuk segi-empat, namun pada prinsipnya boleh berbentuk sembarang. Elemen-elemen pembentuk sistem portal 3-dimensi (space frame system) tersebut akan dapat mengalami gaya-gaya dalam (internal forces) berupa : momen lentur (bending moment ) dalam 2 arah sumbu putar, mornen torsi (torsional mornent), gaya geser dalam 2 arah, dan gaya aksial. 

Jefri Harjawinata tanggal : Juni 18, 2018 4 komentar
Berbagi

Jumat, 15 Juni 2018

Mekanika Fluida Bagi Teknik Sipil

Mekanika Fluida adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai zat fluida (cair, gas dan plasma) dan gaya yang bekerja padanya. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi : 

1. Statika fluida, ilmu yang mempelajari keadaan fluida saat diam; 
2. Kinematika fluida, ilmu yang mempelajari fluida yang bergerak; 
3. Dinamika fluida, ilmu yang mempelajari efek gaya pada fluida yang bergerak.

Mekanika fluida adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh orang - orang sipil, mengapa? Karena ilmu mekanika fluida akan berkaitan dengan bidang pekerjaan dalam dunia teknik sipil. Apa saja bidang pekerjaan teknik sipil yang berkaitan dengan mekanika fluida?
1. Pekerjaan Bendungan
2. Pekerjaan Irigasi
3. Pekerjaan Turbin dan Pompa
4. Pekerjaan Desain Hidrolik maupun Pengolahan Air Limbah
5. Pekerjaan Perhitungan Debit Air pada DPT, Fondasi Jembatan Sungai/laut, Bendungan

Berikut adalah beberapa contoh soal ilmu mekanika fluida. 
Contoh 1 
Seekor ikan berada pada kedalaman 15 meter di bawah permukaan air. 

mekanika fluida
Google.com
Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan tekanan udara luar 105 N/m, tentukan:
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan
b) tekanan total yang dialami ikan

Diketahui : 
Massa Jenis Air (p)         : 1000 kg/m3
Kecepatan gravitasi (g)   : 10 m/s
kedalaman (h)                 : 15 m  
Tekanan Udara luar (Po) : 105 N/m = 100000 N/m

Ditanya : 
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan (Ph)
b) tekanan total yang dialami ikan (P)

Pembahasan
a) Tekanan hidrostatis yang dialami ikan. 
Ph = p.g.h
Ph = 1000*10*15
Ph = 150000 N/m2 = 1,5x105  N/m2

b) tekanan total yang dialami ikan. 
P = Ph + Po
P = 1,5x105 +  105 = 2,5x105  N/m2

Contoh 2
Sebuah benda tercelup sebagian dalam cairan yang memiliki massa jenis 0,75 gr/cm3 seperti ditunjukkan oleh gambar berikut! 
Benda Tercelup
Google.com
Jika volume benda yang tercelup adalah 0,8 dari volume totalnya, tentukan massa jenis benda tersebut!

Diketahui : 
Massa Jenis Air (pf)                     : 0.75 gr/cm3
Volume benda yg tercelup (Vf)   : 10 m/s

Ditanya : 
Masa Jenis Benda (ρb)

Pembahasan
Gaya-gaya yang bekerja pada benda diatas adalah gaya berat yang berarah ke bawah dan gaya apung / gaya Archimides dengan arah ke atas. Kedua gaya dalam kondisi seimbang.

 Wb                  = FA
m.b.g               = ρ.f.g.Vf
ρb.g.Vb           = ρf.g.Vf
ρb.Vb              = ρf.Vf
ρb.Vb              = 0,75 x 0,8.Vb
ρb                    = 0,6 gr/cm3

Contoh 3
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut! 
Pipa saluran
Google.com
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!
Diketahui : 
Luas Penampang Pipa Besar (A1)    : 5 m2
Luas Penampang Pipa Kecil (A2)    : 2 m2
Kecepatan Aliran Pipa Besar (V1)   : 15 m/s

Ditanya : 
Kecepatan Aliran Pipa Kecil (V2)

Pembahasan
Menggunakan Persamaan kontinuitas ;

A1.v1    = A2.v2 
5 x 15    = 2 x v2 
75          = 2.v2
v2          = 75/2
v2          = 37,5 m/s


Jefri Harjawinata tanggal : Juni 15, 2018 0 komentar
Berbagi

Selasa, 22 Mei 2018

Mengatasi Denda Akibat Keterlambatan Waktu Proyek

Pernah tidak mengalami denda akibat keterlambatan waktu proyek ? kalau belum pernah, yah syukurlah sob, berarti manajemen waktu kamu baik dan patut di jadikan teladan. Tapi bagaimana kalau sampai situasi ini terjadi karena satu dan lain hal yang di luar kendali kita, yang akhirnya mengakibatkan proyek kamu terlambat diselesaikan dan melewati masa pelaksanaannya ? 

Tentunya di setiap bidang pekerjaan, pasti ada hukum yang mengatur agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik, benar, dan tepat. Dalam pekerjaan teknik sipil pun, ada juga hukum tentang konstruksi yang mengatur setiap pekerjaan yang bersangkutan dengan konstruksi, salah satu hukumnya adalah ' DENDA KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK '.
Sumber : Google.com
Sudah pada tau belum, berapa denda yang di kenakan kalau sampai kita terlambat menyelesaikan proyek sesuai waktu yang telah di tentukan ? Denda yang di kenakan adalah sebesar : 

Denda perhari = 1/1000 dari nilai Kontrak 

Wooww..... bisa kalian bayangkan kalau itu adalah proyek yang besar kan, pastinya nilai uang yang di di kenakan denda akan sangat besar. sebagai contoh nih, anggaplah proyek kita waktunya 6 bulan, nilai kontraknya 100 Milyar, keterlambatan waktu 1 bulan jadi berapa denda yang harus kita bayar ?? 

Nilai Kontrak  = 100 Milyar
Keterlambatan = 1 bulan (30 hari)
Denda per hari = 1/1000 dari Nilai Kontrak
                      = 1/1000 x 100 Milyar =  Rp. 1.000.000 ( 1 Juta )
Denda 1 bulan  = 1 Juta x 30 hari
                      =  30 juta

Pasti tidak rela dong, 30 juta melayang begitu saja !! Jadi gimana cara Mengatasi Denda Akibat Keterlambatan Waktu Proyek ini ?? salah satu solusinya adalah meminta penambahan waktu ke pada owner, tapi tentunya harus sah secara hukum, jadi apa itu ? salah satu caranya adalah menyiapkan 'Data Jumlah Hujan' yang terjadi selama proyek berlangsung yaitu contoh 6 bulan. Data ini bisa kamu dapatkan di BMKG ataupun kamu buat sendiri, dengan catatan setiap ada hujan, di catat dan di laporkan ke konsultan pengawas ataupun owner untuk di acc. Berikut adalah contoh rekap jumlah hujan bulanan saat proyek berlangsung.

NO
BULAN
JUMLAH HUJAN (JAM)
1
JANUARI
220
2
FEBRUARI
195
3
MARET
104
4
APRIL
98
5
MEI
87
6
JUNI
79
TOTAL
783

Berdasarkan data di atas, berapa toleransi waktu yang di ijinkan ? Jadi total waktu hujan selama pelaksanaan proyek berlangsung adalah :

Total waktu Hujan = 783 jam/ 24 jam / 30 hari = 1,08 atau 1 bulan.

Nah sekarang aman deh, selesai sudah masalah yang kita hadapi. Berdasarkan data hujan, kita dapati bahwa selama proyek berlangsung terjadi hujan selama 1 bulan, dan dengan alasan itu kita tidak dapat bekerja dan mengakibatkan keterlambatan pada waktu pelaksanaan proyek. Dan akhirnya, uang 30 juta tidak jadi hilang ya !! 


Jefri Harjawinata tanggal : Mei 22, 2018 1 komentar
Berbagi

Sabtu, 19 Mei 2018

CARA MENENTUKAN TIPE RUMAH

Apa sih maksudnya TIPE RUMAH 21, 36, 45, 54 dll ? seringkali para developer menawarkan jasa pembuatan rumah ataupun menjual rumah dengan menyebutkan tipe rumah tersebut. Yang jadi masalahnya kalau kita sampai tidak tau maksud dari tipe - tipe rumah tersebut, yang ada bisa salah pilih dan salah beli rumah lagi, hahaha....... 
Sering kali juga, saya bertemu dengan orang - orang yang masih bingung tentang cara menentukan tipe rumah ini, makanya saya tertarik untuk berbagi tentang bagaimana caranya kita bisa mengetahui tipe - tipe rumah.

Pengertian sederhananya Tipe rumah itu adalah total luasan bangunannya. Misalnya rumah kita ukuran panjang 6 meter dan lebar 6 meter maka luasnya adalah 36 m2. Nah, itulah yang di maksud Tipe 36 tapi biasanya kan kalau di tawarkan developer mereka sebutin 36/60. Apa maksudnya dengan angka 60 yang di bagian belakang itu ?? mari kita bahas, biar lebih jelas ya !!
Yang pertama, mari kita bahas dari tipe rumah yang paling sederhana atau kecil, yaitu tipe 21. 

1. Rumah Tipe 21
sumber : google.com
Rumah Tipe 21 artinya luas bangunannya adalah 21 meter persegi (m2) misalnya ukuran rumah adalah : 

Panjang  = 6 meter
Lebar      = 3,5 meter
Luas       = 6 meter x 3,5 meter = 21 meter persegi (m2)

Itukan baru luas bangunan, belum termasuk luas halamannya. Biasanya disebut sebagai luas tanah dari bangunan tersebut. Biasanya rumah tipe 21 ini di padukan dengan ukuran luas tanah adalah : 

Panjang  = 10 meter
Lebar      = 6 meter
Luas       = 10 meter x 6 meter = 60 meter persegi (m2)

Sehingga rumah ini disebut dengan TIPE 21/60. gimana, mudahkan ?? selain luas tanah 60 m2 kadang juga di padukan dengan luas tanah 72 m2. Tipe rumah ini banyak digunakan untuk pemasaran rumah dengan model sederhana dan biaya terjangkau. Rumah Tipe 21 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 
  • 1 Kamar Tidur 
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Kamar Mandi/WC

2. Rumah Tipe 36
Sumber : Google.com
Rumah dengan luas bangunan 36 m2 di sebut sebagai rumah Tipe 36, ukuran panjang 6 meter dan lebar 6 meter sehingga luasnya adalah 6 m x 6 m = 36 m2. Tipe 36 sering di padukan dengan ukuran tanah 60 m2 ataupun 72 m2 sehingga sering disebut tipe 36/60 atau 36/72. Rumah Tipe 36 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 
  • 2 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 1 Kamar Mandi/wc

3. Rumah Tipe 45
Sumber : Google.com
Kalau tipe yang ini, paling banyak kita temui di perumahan. ukuran rumah biasanya adalah 6 m x 7,5 m = 45 m2. Rumah Tipe 45 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 

  • 2 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 1 Dapur
  • 1 Kamar Mandi/wc


4. Rumah Tipe 54
sumber : Google.com
Rumah dengan ukuran 6 m x 9 m = 54 m2 sehingga di sebut rumah tipe 54. Tipe rumah ini digunakan pada rumah kelas menengah yang mengutamakan keluasan bangunan namun dengan harga yang masih terjangkau konsumen.  Rumah Tipe 54 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 

  • 3 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 2 Kamar Mandi/WC
Masih bingung, boleh lihat lebih jelasnya pada video berikut : 

Jefri Harjawinata tanggal : Mei 19, 2018 34 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates