Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Selasa, 22 Mei 2018

Mengatasi Denda Akibat Keterlambatan Waktu Proyek

Pernah tidak mengalami denda akibat keterlambatan waktu proyek ? kalau belum pernah, yah syukurlah sob, berarti manajemen waktu kamu baik dan patut di jadikan teladan. Tapi bagaimana kalau sampai situasi ini terjadi karena satu dan lain hal yang di luar kendali kita, yang akhirnya mengakibatkan proyek kamu terlambat diselesaikan dan melewati masa pelaksanaannya ? 

Tentunya di setiap bidang pekerjaan, pasti ada hukum yang mengatur agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik, benar, dan tepat. Dalam pekerjaan teknik sipil pun, ada juga hukum tentang konstruksi yang mengatur setiap pekerjaan yang bersangkutan dengan konstruksi, salah satu hukumnya adalah ' DENDA KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK '.
Sumber : Google.com
Sudah pada tau belum, berapa denda yang di kenakan kalau sampai kita terlambat menyelesaikan proyek sesuai waktu yang telah di tentukan ? Denda yang di kenakan adalah sebesar : 

Denda perhari = 1/1000 dari nilai Kontrak 

Wooww..... bisa kalian bayangkan kalau itu adalah proyek yang besar kan, pastinya nilai uang yang di di kenakan denda akan sangat besar. sebagai contoh nih, anggaplah proyek kita waktunya 6 bulan, nilai kontraknya 100 Milyar, keterlambatan waktu 1 bulan jadi berapa denda yang harus kita bayar ?? 

Nilai Kontrak  = 100 Milyar
Keterlambatan = 1 bulan (30 hari)
Denda per hari = 1/1000 dari Nilai Kontrak
                      = 1/1000 x 100 Milyar =  Rp. 1.000.000 ( 1 Juta )
Denda 1 bulan  = 1 Juta x 30 hari
                      =  30 juta

Pasti tidak rela dong, 30 juta melayang begitu saja !! Jadi gimana cara Mengatasi Denda Akibat Keterlambatan Waktu Proyek ini ?? salah satu solusinya adalah meminta penambahan waktu ke pada owner, tapi tentunya harus sah secara hukum, jadi apa itu ? salah satu caranya adalah menyiapkan 'Data Jumlah Hujan' yang terjadi selama proyek berlangsung yaitu contoh 6 bulan. Data ini bisa kamu dapatkan di BMKG ataupun kamu buat sendiri, dengan catatan setiap ada hujan, di catat dan di laporkan ke konsultan pengawas ataupun owner untuk di acc. Berikut adalah contoh rekap jumlah hujan bulanan saat proyek berlangsung.

NO
BULAN
JUMLAH HUJAN (JAM)
1
JANUARI
220
2
FEBRUARI
195
3
MARET
104
4
APRIL
98
5
MEI
87
6
JUNI
79
TOTAL
783

Berdasarkan data di atas, berapa toleransi waktu yang di ijinkan ? Jadi total waktu hujan selama pelaksanaan proyek berlangsung adalah :

Total waktu Hujan = 783 jam/ 24 jam / 30 hari = 1,08 atau 1 bulan.

Nah sekarang aman deh, selesai sudah masalah yang kita hadapi. Berdasarkan data hujan, kita dapati bahwa selama proyek berlangsung terjadi hujan selama 1 bulan, dan dengan alasan itu kita tidak dapat bekerja dan mengakibatkan keterlambatan pada waktu pelaksanaan proyek. Dan akhirnya, uang 30 juta tidak jadi hilang ya !! 


Jefri Harjawinata tanggal : Mei 22, 2018 1 komentar
Berbagi

Sabtu, 19 Mei 2018

CARA MENENTUKAN TIPE RUMAH

Apa sih maksudnya TIPE RUMAH 21, 36, 45, 54 dll ? seringkali para developer menawarkan jasa pembuatan rumah ataupun menjual rumah dengan menyebutkan tipe rumah tersebut. Yang jadi masalahnya kalau kita sampai tidak tau maksud dari tipe - tipe rumah tersebut, yang ada bisa salah pilih dan salah beli rumah lagi, hahaha....... 
Sering kali juga, saya bertemu dengan orang - orang yang masih bingung tentang cara menentukan tipe rumah ini, makanya saya tertarik untuk berbagi tentang bagaimana caranya kita bisa mengetahui tipe - tipe rumah.

Pengertian sederhananya Tipe rumah itu adalah total luasan bangunannya. Misalnya rumah kita ukuran panjang 6 meter dan lebar 6 meter maka luasnya adalah 36 m2. Nah, itulah yang di maksud Tipe 36 tapi biasanya kan kalau di tawarkan developer mereka sebutin 36/60. Apa maksudnya dengan angka 60 yang di bagian belakang itu ?? mari kita bahas, biar lebih jelas ya !!
Yang pertama, mari kita bahas dari tipe rumah yang paling sederhana atau kecil, yaitu tipe 21. 

1. Rumah Tipe 21
sumber : google.com
Rumah Tipe 21 artinya luas bangunannya adalah 21 meter persegi (m2) misalnya ukuran rumah adalah : 

Panjang  = 6 meter
Lebar      = 3,5 meter
Luas       = 6 meter x 3,5 meter = 21 meter persegi (m2)

Itukan baru luas bangunan, belum termasuk luas halamannya. Biasanya disebut sebagai luas tanah dari bangunan tersebut. Biasanya rumah tipe 21 ini di padukan dengan ukuran luas tanah adalah : 

Panjang  = 10 meter
Lebar      = 6 meter
Luas       = 10 meter x 6 meter = 60 meter persegi (m2)

Sehingga rumah ini disebut dengan TIPE 21/60. gimana, mudahkan ?? selain luas tanah 60 m2 kadang juga di padukan dengan luas tanah 72 m2. Tipe rumah ini banyak digunakan untuk pemasaran rumah dengan model sederhana dan biaya terjangkau. Rumah Tipe 21 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 
  • 1 Kamar Tidur 
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Kamar Mandi/WC

2. Rumah Tipe 36
Sumber : Google.com
Rumah dengan luas bangunan 36 m2 di sebut sebagai rumah Tipe 36, ukuran panjang 6 meter dan lebar 6 meter sehingga luasnya adalah 6 m x 6 m = 36 m2. Tipe 36 sering di padukan dengan ukuran tanah 60 m2 ataupun 72 m2 sehingga sering disebut tipe 36/60 atau 36/72. Rumah Tipe 36 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 
  • 2 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 1 Kamar Mandi/wc

3. Rumah Tipe 45
Sumber : Google.com
Kalau tipe yang ini, paling banyak kita temui di perumahan. ukuran rumah biasanya adalah 6 m x 7,5 m = 45 m2. Rumah Tipe 45 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 

  • 2 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 1 Dapur
  • 1 Kamar Mandi/wc


4. Rumah Tipe 54
sumber : Google.com
Rumah dengan ukuran 6 m x 9 m = 54 m2 sehingga di sebut rumah tipe 54. Tipe rumah ini digunakan pada rumah kelas menengah yang mengutamakan keluasan bangunan namun dengan harga yang masih terjangkau konsumen.  Rumah Tipe 54 ini terdiri beberapa ruangan diantaranya : 

  • 3 Kamar Tidur
  • 1 Ruang Tamu
  • 1 Ruang Keluarga
  • 2 Kamar Mandi/WC
Masih bingung, boleh lihat lebih jelasnya pada video berikut : 

Jefri Harjawinata tanggal : Mei 19, 2018 34 komentar
Berbagi

Jumat, 18 Mei 2018

Apa Perbedaan SKA dan SKT

SUMBER : GOOGLE.COM
Pembuatan SKA dan SKT biasanya dibutuhkan untuk keperluan jasa konstruksi. Dengan memiliki SKA ataupun SKT barulah seseorang dinyatakan telah memiliki keahlian ataupun keterampilan dalam sub bidangnya. Tapi, Apa sih bedanya SKA dan SKT ? sebelumnya mari kita cari tahu terlebih dahulu, apa itu SKA dan apa itu SKT. 

1. PENGERTIAN SKA DAN SKT 

SUMBER : GOOGLE.COM
SKA (Sertifikat Keahlian Kerja) adalah bukti kompetensi dan kemampuan profesi tenaga ahli bidang Kontraktor atau Konsultan dengan kualifikasi sebagai berikut : 

1. Ahli Utama 
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda

Syarat utama untuk pengurusan sertifikasi dan registrasi badan usaha bidang jasa konstruksi adalah memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) atau Penanggung Jawab Bidang (PJB). 
SKA dikeluarkan oleh asosiasi profesi jasa konstruksi yang telah terakreditasi yaitu Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). 

SUMBER : GOOGLE.COM
SKT (Sertifikat Keterampilan Kerja) adalah bukti kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dengan kualifikasi : 

1. Tingkat I
2. Tingkat II
3. Tingkat III

2. APA TUJUAN MEMILIKI SKA ATAU SKT ? 
  • Memiliki sertifikat keahlian adalah untuk memenuhi syarat Undang-Undang. Di Indonesia terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang Jasa Konstruksi No 18 tahun 1999. Selain itu juga ada Keppres dan SK Menteri tentang Pengadaan Jasa Konstruksi. Sebagai seorang tenaga ahli yang resmi, perlu adanya memiliki sertifikat keahlian tersebut.
  • Membuat sertifikat keahlian adalah bukti pertanggung jawaban kepada masyarakat. Dengan adanya SKA ataupun SKT masyarakat akan mengakui kompetensi anda sebagai seorang ahli dalam bidang konstruksi, sebab SKA ataupun SKT merupakan bukti yang sah yang di keluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). 
  • Membuat sertifikat di jasa SKA SKT adalah dapat menjadi acuan industri konstruksi khususnya di Indonesia. Kita dapat melihat kualitas industri konstruksi di Indonesia melalui sertifikat SKA atau SKT yang dimiliki. Saat seorang tenaga ahli menangani sebuah proyek konstruksi, kemampuannya bisa dilihat pada sertifikat SKA atau SKT. Selain untuk menunjukkan kemampuan atau kompetensi seseorang secara nasional, juga bisa untuk skala international.
  • Pertama untuk menunjang keberhasilan sebuah proyek konstruksi. Biasanya pada sebuah proyek konstruksi, para pekerja atau tim diharuskan memiliki sertifikat SKA atau SKT. Sebuah proyek bisa terhambat jika tim yang bekerja tidak memiliki sertifikat tersebut. Maka, dipastikan orang yang tergabung dalam proyek konstruksi memiliki sertifikat tersebut. Jika belum, perlu mengurus untuk memilikinya.
SUMBER : GOOGLE.COM

3. APA SAJA DASAR HUKUM TENTANG SKA dan SKT ?? 
  • UU nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
  • Peraturan Pemerintah nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
  • Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 Revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
  • Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional
  • Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. 
Jefri Harjawinata tanggal : Mei 18, 2018 1 komentar
Berbagi

Kamis, 17 Mei 2018

Update Gaji Teknik Sipil 2018

Sumber : Google.com
Banyak dari rekan - rekan teknik sipil yang bertanya tentang berapa sih upah atau gaji yang harus di berikan kepada sarjana teknik sipil dengan pengalaman kerja yang masih baru ataupun yang punya pengalaman kerja sudah lama. Sering kali setiap kita akan melamar di suatu perusahaan, biasanya pihak perusahaan akan menanyakan tentang kisaran gaji yang kita inginkan. Namun banyak dari kita juga yang belum tahu, berapa gaji atau upah yang harus mereka ajukan, karena bingung dan belum tau soal hal ini. 

Terkadang juga faktor yang membuat kita enggan untuk menawarkan upah yang tinggi karena persaingan kerja yang semakin banyak, dimana pelamar lebih banyak dari pada jumlah lowongan yang ada.  Jadi di artikel ini, kita akan bahas tentang kisaran gaji yang kamu bisa ajukan jika hendak melamar pekerjaan di tahun 2018. Berikut adalah Gaji perbulan lulusan Teknik Sipil berdasarkan Posisi atau Jabatan : 

No
Pendidikan
Posisi
Pengalaman Kerja
Gaji/Bulan (Rp)
1
S1
Project Engineer
5 - 8 Tahun
18 Juta – 30 Juta
8 Tahun Lebih
45 Juta – 80 Juta
2
S1
Engineering Manager
10 Tahun Lebih
50 Juta – 85 Juta
3
S1
Project Manager
10 Tahun Lebih
45 Juta – 80 Juta
4
S1
QC Manager
10 Tahun Lebih
25 Juta – 50 Juta
5
S1
Quality Manager
5 – 8 Tahun
25 Juta – 40 Juta
6
S1
Construction Manager, High Rise Building
10 Tahun Lebih
25 Juta – 50 Juta
7
S1
Arsitek
5 – 8 Tahun
8 Juta – 15 Juta
8
S1
QC Engineer
5 – 8 Tahun
10 Juta – 25 Juta
9
S1
Construction Engineer
5 – 8 Tahun
10 Juta – 30 Juta
10
S1
HSE Supervisor
10 Tahun Lebih
12 Juta – 18 Juta
11
S1
Project Control Engineer
5 – 8 Tahun
 15 Juta – 30 Juta

*Angka gaji yang termasuk dalam Pedoman Gaji Indonesia 2018 diperoleh dengan menggabungkan pengetahuan pasar ahli profesional rekrutmen senior dalam jaringan Kelly dan PERSOL Indonesia, serta data penempatan kerja terbaru yang tercatat di database Kelly dan PERSOL Indonesia.

Jefri Harjawinata tanggal : Mei 17, 2018 0 komentar
Berbagi

Rabu, 16 Mei 2018

Mengenal Jenis - Jenis Fondasi

Sebelum kita bahas tentang jenis - jenis fondasi, saya senang untuk menceritakan sedikit tentang definisi dari fondasi. Fondasi adalah suatu bagian dari bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, dan berfungsi sebagai penyaluran beban bangunan ke tanah. Fondasi biasanya memanjang hingga ke bawah tanah. 
Sebenarnya dari semua bagian dalam suatu bangunan, pondasi adalah yang paling penting dan kunci dari kekuatan bangunan tersebut, mengapa ? karena fondasi yang berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang berada diatasnya dan gaya - gaya yang terjadi bangunan tersebut. Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. 
Sumber : Wikipedia.org
Setelah mengetahui definisi dari fondasi, mari kita bahas tentang jenis - jenis fondasi ini. Secara garis besar fondasi hanya dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1). Fondasi Dangkal dan 2). Fondasi Dalam. 

1. FONDASI DANGKAL
Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan fondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah. Fondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua lantai. Contoh fondasi dangkal yang sering kita temui di lapangan antara lain:
a). Fondasi Menerus (Batu Kali)
Fondasi ini sering di gunakan pada rumah sederhana 1 lantai di Indonesia. Fondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding bangunan untuk menahan dinding serta mengikat kolom-kolom berdekatan. Fondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Keuntungan memakai fondasi ini adalah beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh fondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan fondasi ini yaitu biaya untuk fondasi cukup besar terutama untuk daerah yang sulit batu kali, memakan waktu agak lama dalam pengerjaannya dan memerlukan tenaga kerja yang banyak. 

Sumber : Google.com
Sumber : Google.com

b) Fondasi Setempat 
Fondasi ini dapat digunakan pada rumah sederhana 2 lantai ataupun ruko. Fondasi ini sering kita kenal sebagai fondasi telapak. Fondasi setempat ini gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu lantai maupun dua lantai. Jadi, fondasi ini diletakkan tepat pada kolom bangunan. Fondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar fondasi telapak bisa berbentuk persegi panjang atau persegi.

Sumber : Google.com

2. FONDASI DALAM
Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Fondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk fondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau fondasi kompensasi. Fondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan tanah yang lebih dalam sampai didapat jenis tanah yang mampu mendukung beban struktur bangunan.
Jenis - jenis fondasi dalam diantaranya : 
a) Fondasi Tiang Pancang
Fondasi ini dapat di terapkan pada jenis gedung bertingkat seperti perkantoran, mall. Penggunaan fondasi tiang pancang sebagai fondasi bangunan dilakukan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung beban (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban bangunan dan beban yang bekerja padanya atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter.
Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang adalah untuk mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) kelapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.

Sumber : Google.com
Sumber : Google.com

b) Fondasi Bored Pile
Salah satu fondasi yang dapat digunakan untuk gedung bertingkat seperti mall adalah fondasi bored pile. Fondasi Bore Pile adalah bentuk Fondasi Dalam yang dibangun di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Fondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi fondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan fondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing tersebut dikeluarkan kembali.

Sumber : Google.com

c) Fondasi Sumuran
Untuk fondasi sumuran, dapat digunakan pada gedung ruko atau kantor. Fondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi sumuran sangat tepat digunakan pada lapisan tanah keras yang berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter fondasi sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom memikul beban yang berbeda. 


Sumber : Google.com
Jefri Harjawinata tanggal : Mei 16, 2018 0 komentar
Berbagi

Selasa, 15 Mei 2018

Cara Mengatasi Dinding Lembab

Sumber : Google.com
Bagaimana sih cara mengatasi dinding atau tembok yang lembab ? tentu saja sangat tidak enak dilihat apabila tembok lembab apalagi kalau sudah semakin parah, tembok yang lembab tersebut bisa mulai berjamur dan berlumut. Selain tidak enak dilihat, tentu aroma dari tembok yang berjamur juga akan menjadi tidak sedap, bahkan yang paling parah kalau sampai merusak dinding, tentunya akan berpengaruh pada kekuatan dinding tersebut kan ? 
Nah di artikel ini kita akan bahas caranya, namun terlebih dahulu kita perlu tahu faktor - faktor apa saja yang membuat dinding menjadi lembab. Sebenarnya secara garis besar, faktor utama penyebab lembabnya dinding adalah terpengaruh atau terkena AIR atau UAP AIR yang bisa berasal dari udara. 

Sekarang kita lihat apa saja situasi yang bisa menyebabkan dinding terkontaminasi atau terkena air. situasi yang pertama adalah : 

1. Terkena Air Hujan Langsung
Air hujan jika terkena dinding, maka lama kelamaan dinding tersebut akan menjadi lembab akibat lapisan cat yang mulai menipis dan kehilangan lapisan waterproofnya. Biasanya air hujan bisa mengenai dinding dari percikan air hujan yang jatuh di tanah ataupun ada kebocoran di atap rumah. 
sumber : Google.com
2. Dinding Berbatasan dengan Kamar Mandi
Kamar mandi adalah ruangan yang sering berhubungan dengan air, jadi akan sangat menjadi penyebab lembabnya dinding. Biasanya pada dinding kamar mandi, di pasang keramik agar air tidak terkena dinding, namun apabila dinding tersebut tetap lembab, coba di perhatikan bagian sela keramik atau nat keramik, apakah ada bagian yang retak atau rusak, karena hal ini akan menjadi pintu masuk dari aliran air. 
sumber : Google.com
3. Pipa yang didalam dinding Bocor. 
Kalau kasus ini biasanya terjadi pada bangunan bertingkat, soalnya kalau tidak tingkat ngapain pake pipa dalam dinding, hehe.... (bercanda). Biasanya pipa di pasang dalam dinding sebagai jalur air dari lantai bawah ke atas maupun sebaliknya. Jadi kasus pipa bocor dalam dinding ini perlu tukang yang ahli untuk menanganinya. 

Sumber : Google.com
 4. Rumah di dekat aliran air seperti sungai/irigasi.
Salah satu situasi dinding lembab adalah rumah berada di dekat aliran air seperti sungai atau irigasi. Alasanya dinding menjadi lembab di karenakan uap air yang terkena dinding dan alasan lainnya adalah air tanah yang tinggi di lokasi juga dapat menerobos naik ke dinding menyebabkan dinding bagian bawah rumah juga dapat menjadi lembab. 
Sumber : Google.com
Sekarang bagamana kita dapat mengatasi masalah dinding lembab ini ?? ada beberapa cara, bergantung situasi terjadinya lembab tersebut dan tingkat kerusakan yang terjadi, yang pertama adalah : 

1. Jika dinding lembab karena faktor eksternal (luar) seperti terkena air hujan, pengaruh uap air, maka langkah yang dapat di lakukan adalah kita cukup membobok atau menghancurkan bagian plesteran dinding yang rusak tersebut dan di plester ulang dengan campuran yang lebih tua misalnya campuran 1PC : 2PS, kemudian di berikan waterproof saat pengecatan, dan gunakan cat yang berkualitas baik. 

2. Jika dinding lembab karena penyebabnya pipa yang bocor di dalam dinding, maka perlu di bobok dinding tersebut hingga ketemu pipanya, lalu perbaiki pipa yang rusak tersebut, dan kemudian di plester ulang, aci, dan di cat. 

3. Jika penyebabnya adalah karena dinding kamar mandi yang terkena rembesan air, maka keramik yang dipasang pada dinding, perlu di periksa bagian yang muncul lembab tersebut, pasti ada nat keramik yang rusak, cukup pada bagian itulah yang kita perbaiki.


Jefri Harjawinata tanggal : Mei 15, 2018 2 komentar
Berbagi

Senin, 14 Mei 2018

Analisis Struktur Balok Dengan SAP 2000

SAP 2000 (structure Analysis Program) adalah software yang dibuat oleh Prof. Edward L. Wilson dari University of California at Berkeley, US sekitar tahun 1970. pada tahun 1975 dibentuklah perusahaan Computer & Structure, Inc. dipimpin oleh Ashraf Habibullah yang bertujuan untuk melayani keperluan komersial.
Program SAP2000 dapat melakukan perhitungan analisis struktur statik / dinamik, saat melakukan desain penampang beton bertulang maupun struktur baja, SAP2000 juga menyediakan metode interface (antarmuka) yang secara grafis mudah digunakan dalam proses penyelesaian analisis struktur.

Analisis Struktur adalah salah satu basic ilmu yang harus kita pahami dalam dunia teknik sipil. Dahulu sebelum ada program SAP 2000, para insinyur sipil menghitung analisis struktur dengan cara manual, kalian bisa bayangkan sendirikan gimana ribetnya hitung analisis struktur kalau manual ?? 
Tapi kita tentu sangat bersyukur berkat kemajuan teknologi dan SDM, maka terciptalah software yang sangat membantu kita dalam menganalisis suatu struktur bangunan. 
 
Jadi diartikel kali ini saya mau memberikan tutorial tentang bagaimana kita dapat menganalisis struktur balok dengan menggunakan program SAP 2000. Yang pasti, walaupun kita mahir dalam menggunakan SAP ataupun software lainnya untuk analisis struktur, kita wajib harus tahu alias jangan sampai lupa juga tentang perhitungan manualnya ya !!

Oke, disini saya mau bahas salah satu contoh soal yang saya temukan di salah satu artikel blog. Ini artikelnya : https://siteknikpedia.blogspot.co.id/2016/11/belajar-mudah-analisa-struktur-1.html

Jadi dari pada kita buat soal lagi, mending langsung kita bahas aja soal yang udah ada ini ya. 

sumber : https://siteknikpedia.blogspot.co.id


Berdasarkan perhitungan manual yang di lakukan oleh blog sumber refrensi, hasil yang didapat adalah : 

RAV = 1 Ton/m
RBV = 1 Ton/m

Sekarang mari kita eksekusi soal ini dengan menggunakan SAP 2000. langkah - langkahnya sebagai berikut : 

1. Buka Aplikasi SAP 2000

2. Pilih File - New Model

3. Pilih Beam dan jangan lupa atur satuannya jadi Ton,m,

4. kemudian span length di ganti 2 ( ini adalah panjang bentang di soal, setiap interval/jarak 2 m) 

5. nah sampai sini, beginilah tampilannya sementara. Punya kalian sudah sama belum ?

6. sekarang kita klik tumpuan rol yang ada di tengah itu, caranya tahan klik kanan terus tarik dari kiri ke kanan di bagian tumpuannya. jadinya kayak gini nanti (Ada tanda x di situkan)

7. kemudian kita pilih assign - joint - restrain (seperti gambar)

8. kemudian kita pilih titik hitam paling ujung sebelah kanan itu. 

9. Nah sekarang tumpuannya sudah hilangkan 

10. Berikut kita klik lagi bagian tengah tadi (tumpuan sebelumnya) disini kita mau input beban

11. kemudian pilih joint loads - forces (lihat gambar) 

12. masukan beban pada forces global z = -2 (lihat gambar) di kasih min (-) ya, soalnya beban ke bawah, kalau di input 2 nanti arahnya ke atas. 

13. sekarang atur beban matinya (lihat Gambar) 

14. ganti self weight multipiler pada DEAD = 1 menjadi DEAD = 0, kemudian pilih modify load. 

15. sekarang bebannya udah masuk, tinggal kita run (lihat gambar) 

16. klik run now
17. kemudian beginilah hasil deformasi yang terjadi

18. langkah selanjutnya, mari kita cek RAV dan RBV (lihat gambar), kemudian pilih oke

19. Hasilnya adalah RAV = 1 dan RBV = 1 (lihat gambar)

Gimana punya kalian, hasilnya sama gak ? kalau sama, saya ucapkan selamat karena kalian berhasil. tapi kalau tidak, yah silahkan di komen di bawah, masalahnya apa, nanti kita bahas sama - sama. 
Nah, sekarang kita cek nilai MOMEN dan GESER nya. Menurut sumber blog, jawabanya adalah : 
 
Mari kita lihat hasil kita : 

1. MOMEN
Langkahnya sama kayak kita mau lihat RAV dan RBV tadi. hanya saja disini, kita pilih yang Frames/Cables ya

kemudian kita pilih, Moment 3-3 (Lihat gambar) 
Hasilnya adalah 

2. GAYA GESER
Langkahnya sama kayak cari momen, hanya saja yang kita pilih sekarang adalah Shear 2-2
Dan hasilnya adalah : 


Akhirnya selesai juga ya !! Kesimpulannya adalah, setiap kita melakukan analisis struktur alangkah lebih baik kalau kita cek hitungannya secara manual dan juga menggunakan program. Dengan begitu hasil yang di dapat pun pasti akan lebih akurat dan terjamin keamanannya.
Capek juga buat artikelnya, banyak gambar sih, nanti kita belajar di Youtube aja ya, pasti akan lebih mudah. Terimakasih sudah berkunjung !!
Jefri Harjawinata tanggal : Mei 14, 2018 4 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates