Ilmu Dasar Teknik Sipil
  • HOME
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy policy
  • terms of service
  • Home
  • Struktur
    • GEDUNG
    • JEMBATAN
    • JALAN
    • BANGUNAN AIR
  • BAHAN
    • BETON
    • BAJA
    • KAYU
  • PROGRAM
    • SAP 2000
    • AUTOCAD
    • HEC RAS
    • PLAXIS
    • MICROSOFT PROJECT
  • TEKNIK FONDASI
    • FONDASI RUMAH
    • FOOTPLATE
    • BORPILE
  • LAINNYA
    • TEKNIK GEMPA
    • GEOTEKNIK
    • MANAJEMEN
    • MEKANIKA TANAH
  • Daftar Isi

Selasa, 12 April 2016

Jenis – Jenis Gelombang Gempa

Sumber : Google.com
1.         Gelombang badan atau body wave adalah gelombang yang merambat melalui bagian dalam bumi. Gelombang badan merupakan gelombang yang tiba sebelum gelombang permukaan yang dipancarkan oleh gempa bumi. Gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada gelombang permukaan. Gelombang badan dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang primer (P-wave) dan gelombang sekunder (S-wave).
    Gelombang Gempa

    Gelombang Gempa


a)     Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal, di mana arah pergerakan partikel akan searah dengan arah rambat gelombang. Ciri-cirinya:
·         Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf
·         Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah dengan arah rambatan.
·          Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
·         Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
·          Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
·         Amplitudo kecil
b)     Gelombang S merupakan gelombang transversal, di mana arah pergerakan pertikel akan tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Ciri-cirinya:
·         Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
·         Hanya bisa merambat di medium padat saja.
·         Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
·         Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

Jenis Gelombang Gempa
Gelombang S

2.     Gelombang permukaan merupakan gelombang yang merambat hanya melalui kerak bumi. Gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih rendah dibandingkan dengan gelombang badan. Gelombang permukaan dibedakan menjadi dua, yaitu: gelombang Love dan gelombang Reyleigh.
a)  Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara horizontal dan tidak menghasilkan perpindahan vertikal. Gelombang Love terbentuk karena interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas. Ciri –ciri :
·   Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan araah rambatan.
·   Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
·   Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
·   Getaran yang dirasakan manusia pertama kali

·   Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911
Jenis Gelombang Gempa
Gelombang Love
b) Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak partikelnya menyerupai elips. Dihasilkan oleh gelombang datang P dan gelombang S yang berinteraksi pada permukaan bebas dan merambat sejajar dengan permukaan tersebut. Gelombang Love lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan lebih dahulu sampai pada seismograf. Ciri –Ciri :
·           Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi secara umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti gelombang laut.
·      Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang Sekunder)
·           Ditemukan oleh Lord Rayleigh tahun 1885.
      Jenis Gelombang Gempa
      Gelombang Rayleigh

Jefri Harjawinata tanggal : April 12, 2016 0 komentar
Berbagi

AMP (Asphalt Mixing Plant)

Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu
AMP dapat terletak di lokasi yang permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai jenis AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran (timbangan) atau jenis drum pencampur.
Perbedaan utama dari AMP jenis timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya. Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur drum komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing-masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu.
Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi .
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masing - masing bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran dari pompa aspal.
Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah.
1.      Bin dingin (cold bins)
2.      Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3.      Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4.      Pengering (dryer)
5.      Pengumpul debu (dust collector)
6.      Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7.      Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8.      Unit ayakan panas (hot screening unit)
9.      Bin panas (hot bins)
10.  Timbangan Agregat (weigh box)
11.  Pencampur (mixer atau pugmill)
12.  Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13.  Tangki aspal (hot asphalt storage)
14.  Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)


Gambar 1. AMP jenis takaran ( batch plant )


Gambar 2. AMP jenis pencampur drum (drum mix)



Gambar 3. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum

Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP jenis menerus seperti yang banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :
  • Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada FCK, disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja, dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP takaran.
  • Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya mengandalkan pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain (misalnya pengontrol kecepatan ban berjalan).
  • Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi penurunan temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum pada JMF.
  • Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
  • Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan mudah, item pengontrolan lebih sedikit.

Jefri Harjawinata tanggal : April 12, 2016 1 komentar
Berbagi
‹
›
Beranda
Lihat versi web

HALAMAN

▼

Copyright © Ilmu Dasar Teknik Sipil | Powered by Blogger
Design by Hardeep Asrani | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Distributed By Gooyaabi Templates